Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JEPANG. Bisnis telepon genggam sedang berada di atas awan. Karena itu, dua raksasa perusahaan telekomunikasi berencana untuk melakukan penawaran saham umum perdana atau initial public offering (IPO) untuk meroketkan bisnis telepon genggam.
Dua perusahaan itu adalah SoftBank Group asal Jepang dan Xiaomi Corp asal China, Jika tidak ada aral melintang, kedua perusahaan akan melakukan penawaran saham perdana di tahun 2018 ini.
CNBC melaporkan, SoftBank, perusahaan milik Masayoshi Son berencana untuk mendaftarkan bisnis telepon genggam yakni SoftBank Mobile Corp ke bursa saham. Rencananya, SoftBank Mobile akan menjadi perusahaan go public pada awal bulan Maret atau Mei tahun ini.
Bursa Saham Tokyo akan menjadi tujuan pertama bagi SoftBank untuk memulai debut perdana di bursa saham. Namun, tidak menutup kemungkinan rencana IPO akan berlangsung di Bursa Saham London sekitar musim gugur ini.
Sebagai induk usaha, SoftBank akan melepaskan 30% saham SoftBank Mobile. Softbank mengincar perolehan dana sekitar US$ 18 miliar atau setara dengan 2 triliun yen dari hasil rencana IPO tersebut.
Dalam sebuat pernyataan pada Senin ini, SoftBank Group mengatakan, bahwa rencana IPO pada bisnis telepon genggam merupakan salah satu strategi untuk memperkuat modal. “SoftBank akan menggunakan dana tersebut untuk investasi di masa mendatang, seperti membeli perusahaan teknologi informasi asing,” paparnya dari laporan CNBC, Senin (15/1).
Erik Gordon, Seorang Profesor di Ross School of Business Universitas Michigan berpendapt, masa depan SoftBank akan lebih fokus pada bisnis telepon seluler. Kemudian, mengalokasikan dana untuk membangun portofolio investasi terbesar di dunia dalam teknologi dan model bisnis masa depan.
Menurutnya, keputusan Softbank untuk melakukan IPO pada bisnis telepon genggam terbilang masuk akal. “Ini adalah cara untuk mendapatkan modal tanpa menambahkan utang dan menipiskan ekuitas SoftBank,” terangnya.
Tak hanya itu, Xiaomi juga terus mematangkan rencana IPO di tahun ini. Perusahaan asal Tiongkok ini telah memilih Morgan Stanley, Goldman Sachs Group Inc, Credit Suisse Group AG dan Deutsche Bank AG sebagai perantara untuk rencana go public tersebut.
Menurut sumber Bloomberg yang mengetahui informasi ini menyampaikan, rencana IPO Xiaomi ini akan menghasilkan nilai perusahaan sebesar US$ 100 miliar. Ini lebih tinggi dari valuasi perusahaan senilai US$ 46 miliar di tahun 2014.
Baik pihak Xiaomi, Goldman Sachs, Credit Suisse dan Deutsche Bank menolak memberikan komentar atas informasi tersebut. Sedangkan, Seorang perwakilan dari Morgan Stanley tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Di bawah pimpinan dan pendiri Lei Jun, Xiaomi ingin memasuki pasar smartphone di negara maju seperti Spanyol dan Amerika Serikat (AS). Saat ini, Xiaomi sangat berkembang di negara kelas kedua seperti India dan Rusia.
Manajemen perusahaan Xiaomi melaporkan, total penjualan smartphone naik dua kali lipat menjadi 20 miliar yuan di akhir tahun 2017. “Pasar smartphone China terlihat stabil seperti Xiaomi, namun perluasan penjualan dapat mendorong penilaian Xiaomi,” kata James Yan, seorang analis di Counterpoint Research
Kedepan, Lei akan mendorong bisnis Xiaomi lebih ambisius untuk memperluas jaringan ritel. Perusahaan berencana untuk membangun 1.000 toko "Mi Home" pada tahun 2019, atau sekitar dua kali jumlah toko Apple di dunia. Xiamoi juga menargetkan penjualan ritel sebesar 70 miliar yuan pada tahun 2021.