Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
HONG KONG. Pesona perekonomian Asia masih terus menjadi magnet. Tidak terkecuali di bisnis lelang seni. Ketidakpastian ekonomi Amerika dan Eropa kian mendorong rumah lelang dunia merambah pasar Asia. Coba tengok langkah Sotheby’s. Rumah lelang ternama ini bakal menggelar pameran sejumlah benda seni di Hong Kong. Yang menarik, lelang yang digelar mulai 4 Oktober hingga 8 Oktober 2013 ini menjadi lelang dengan nilai terbesar sepanjang sejarah lelang di Hong Kong.
Sotheby’s memperkirakan, total nilai lelang bakal mencapai HK$ 3,8 miliar. Jumlah ini setara dengan US$ 493 juta. “Benda yang dilelang sangat menarik. Nilai lelang bisa jadi melampaui estimasi awal," ujar James Hennessy, diler seni di Hong Kong, mengutip Bloomberg, kemarin.
Kalangan pasar menilai, lelang terbesar di Hong Kong ini bakal mencatatkan rekor penjualan baru.
Maklumlah, Sotheby’s menyodorkan beberapa benda yang diprediksi akan menarik perhatian kolektor. Catatan, perhelatan ini merupakan bagian dari perayaan 40 tahun Sotheby's dalam berkiprah di Asia. Salah satu primadona dalam lelang Sotheby’s di Hong Kong kali ini adalah berlian asal Afrika Selatan (Afsel). Sotheby’s mengungkapkan, yang akan dipamerkan merupakan berlian terbesar di kelasnya. Berlian berbentuk oval ini bertajuk D-color Flawless Type IIa.
Sotheby’s meramal, berlian dengan kandungan 118,28 karat ini bakal laku terjual seharga US$ 36,1 juta atau Rp 416,2 miliar (kurs Rp 11.500 per dollar AS). Berlian ini ditambang dari Afsel pada tahun 2011. Andai terjadi, angka ini mencatat rekor baru. Rekor lelang berlian saat ini masih dipegang oleh Wittelsbach Diamond seberat 35.56 karat.
Berlian ini terjual dengan harga US$ 16,4 juta dalam lelang yang dilaksanakan oleh Christie's International, pada Desember 2008. Selain berlian, rumah lelang asal New York ini juga memamerkan anggur tua alias wine Haut-Brion dan mangkuk porselen era Chenghua. Ini adalah China yang berjaya di tahun 1464 - 1487.
Animo tinggi
Pascal de Sarthe, diler seni di Hong Kong mengatakan, sejumlah lukisan juga akan mendapat animo tinggi. Misal, lukisan berjudul Triptych, yang dibuat pelukis abstrak China, yaitu Zao Wou-ki. Lukisan ini diprediksi melampaui rekor lukisan termahal sang artis yakni sebesar
HK$ 69 juta di tahun 2011.
Lukisan lain yang bakal merebut perhatian adalah The Last Supper. Lukisan minyak karya artis China, Zeng Fanzhi ini diperkirakan bisa terjual lebih dari HK$ 80 juta. Animo kolektor terhadap lukisan asal Asia terus membaik seiring terjualnya beberapa lukisan dengan harga fantastis. Misalnya saja pada lelang Sotheby’s tahun 2011 lalu di Hong Kong. Kala itu, lukisan berjudul Grayground karya seniman Filipina Ronald Ventura terjual sebesar HK$ 8,4 juta.
Faktor penopang berbiaknya industri lelang seni tentulah daya beli masyarakat Asia yang mumpuni. Mengutip riset Royal Bank of Canada dan Cap Gemini SA, total kekayaan miliarder Asia Pasifik diperkirakan melesat menjadi US$ 15,9 triliun di tahun 2015 mendatang. Angka ini melompat dari US$ 12 triliun di akhir tahun 2012. Di periode yang sama, total kekayaan kaum tajir di Amerika Utara diprediksi hanya bertumbuh tipis. Penyebabnya, kondisi makro ekonomi yang masih tertekan.
Selama periode tahun 2007-2012, pertumbuhan aset miliarder asia Pasifik mencapai 4,9%. Pencapaian ini tiga kali lipat lebih besar dibandingkan pertumbuhan aset miliarder Amerika Utara. Tidak cuma itu, dari sisi kuantitas, kaum kaya Asia berbiak lebih banyak. Di tahun 2012, jumlah miliarder asia Pasifik tumbuh 9,4% menjadi 3,68 juta orang.
Kantong tebal miliarder Asia ini pula yang memikat Christie's untuk pertama kali beroperasi di China tanpa mitra lokal. Dalam waktu dekat, rumah lelang internasional ini akan menggelar lelang di kota Shanghai. China merupakan pasar seni terbesar di tahun 2011.