Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO di Gaza mengabarkan bahwa sebagian besar stok obat-obatan dan keperluan medis lainnya telah habis, termasuk obat penghilang rasa sakit yang dibutuhkan dalam prosedur bedah.
Hanan Balkhy, Direktur Regional WHO untuk Mediterania Timur, mengatakan bahwa saat ini mereka masih menunggu 51 truk bantuan yang tertahan di perbatasan yang dijaga Israel.
"Kami berada pada kondisi stok nol untuk hampir 64% peralatan medis dan stok nol untuk 43% obat-obatan esensial dan 42% vaksin," kata Balkhy pada hari Senin (26/7), dikutip Reuters.
Baca Juga: Ratusan Warga Gaza Tewas dalam 72 Jam, Hamas-Israel Kembali ke Meja Perundingan
Balkhy menambahkan, kondisi tersebut akan sangat sulit bagi dokter bedah yang membutuhkan anestesi dalam setiap prosedur yang dilakukan.
"Dapatkah Anda membayangkan seorang dokter bedah (memperbaiki) tulang yang patah tanpa anestesi? Cairan infus, jarum, perban, semuanya tidak tersedia dalam jumlah yang dibutuhkan. Obat-obatan dasar seperti antibiotik, obat pereda nyeri, dan obat untuk penyakit kronis jumlahnya terbatas," lanjut Balkhy.
Meski kekurangan pasokan medis, WHO menegaskan bahwa mereka tidak akan mengambil bagian dalam rencana bantuan alternatif yang didukung Amerika Serikat, yang diusulkan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF).
Baca Juga: Harapan Gencatan Senjata Pupus! Israel Target Kuasai 75% Wilayah Gaza dalam 2 Bulan
PBB mengatakan, yayasan tersebut tidak memihak dan pekerjaannya dapat menyebabkan pengungsian lebih lanjut terhadap warga sipil, membahayakan ribuan orang.
Setelah blokade selama 11 minggu, Israel mengizinkan 100 truk bantuan yang membawa tepung, makanan bayi, dan peralatan medis ke Jalur Gaza pada 21 Mei, tidak satu pun dari mereka dari WHO.
Israel menghentikan semua pengiriman bantuan ke Gaza pada tanggal 2 Maret setelah menuduh Hamas mencuri bantuan. Tuduhan tersebut jelas dibantah oleh Hamas.
GHF sebelum ini sempat menyampaikan rencananya untuk mengirimkan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan, tanpa pengalihan ke militan Hamas atau geng kriminal.
Tonton: Rusia Luncurkan Serangan Udara Terbesar di Ukraina