kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sukses menggabungkan wirausaha dan sektor teknologi (2)


Kamis, 02 Agustus 2018 / 16:21 WIB
Sukses menggabungkan wirausaha dan sektor teknologi (2)
ILUSTRASI. FENOMENA - Eduardo Saverin


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tri Adi

Mengasah kemampuan berbisnis di universitas ternama seperti Harvard bukan satu-satunya penyebab kesuksesan Eduardo Saverin menjadi pebisnis andal. Memiliki latar belakang keluarga pebisnis sedikit banyak mempengaruhi sikap dan pemikiran Saverin dalam menghadapi iklim bisnis yang sebenarnya. Terutama ketika bermasalah dengan Mark Zuckenberg. Dia menjalankan bisnis sendiri di sektor teknologi yang memang menjadi ketertarikannya selama ini.

Besar dari lingkungan pebisnis telah membuat Eduardo Saverin mantap menjadi pebisnis di bidang teknologi. Suatu bidang yang bertolak belakang dari bisnis sang ayah, Roberto Saverin yang bekerja di bidang pakaian, perkapalan, dan real estat di Brasil, Amerika Selatan.

Pada tahun 1993, ia sekeluarga pindah ke Amerika Serikat (AS) ke wilayah Miami, Florida. Kemudian Eduardo kuliah di Harvard University dan mengambil jurusan ekonomi. Di Harvard, Ia pernah menjadi presiden organisasi Harvard Investment Association.

Pilihannya pada bisnis teknologi tidak datang tiba-tiba. Pada tahun 2003 ketika masih berkuliah di Harvard, Saverin berhasil melakukan negoisasi investasi di industri minyak sebesar US$ 300.000 ketika menjadi presiden asosiasi investor di kampus.

Saat di Harvard inilah, Saverin bertemu dengan Mark Zuckerberg. Pertemuan ini kemudian berlanjut dengan berdirinya Facebook. Meski di tengah jalan kongsi dengan Zuckenberg mengalami masalah hingga Saverin angkat kaki dari perusahaan tersebut, tidak membuatnya patah arang.

Dibesarkan dari keluarga wirausaha, menjadi pelajaran berharga bagaimana rasanya jatuh bangun menjalankan bisnis, termasuk ketika ia dikhianati oleh Zuckerberg.

Sebelum akhirnya pecah kongsi dengan Zuckerberg, pada tahun 2010, ia telah mengambil ancang-ancang mendirikan Aporta Inc, yaitu portal online untuk amal. Ini adalah portal donasi online yang menghubungkan lembaga nonprofit dan vendor. Tujuannya adalah menciptakan pasar donasi yang lebih besar dan efisien. Saat ini Aporta sudah mempunyai kantor di kota New York dan Meksiko.

Di tahun yang sama, ia berpidato di hadapan publik, akan pentingnya inovasi teknologi untuk mendorong kegiatan wirausaha dan kreativitas di masyarakat. Di sini, ia telah menunjukkan sinyal  mendirikan perusahaan modal ventura untuk membiayai perusahaan rintisan berbasis teknologi atau startup.

"Salah satu cara untuk mengukur nilai kewirausahaan adalah dengan melihat dampak dari perusahaan-perusahaan yang didukung modal ventura, yang juga bisa menyokong pasar saham publik," kata Saverin.

Ia mencontohkan, perusahaan yang relatif muda seperti Microsoft, Apple dan Google bisa menjadi penggerak perekonomian dunia, dengan bisa menciptakan ribuan pekerjaan baru. Perusahaan ini juga masuk 10 besar dengan kapitalisasi pasar tertinggi menurut riset Fortune di tahun 2010.

Keberadaan perusahaan tersebut memungkinkan kegiatan bisnis sehari-hari menjadi lebih produktif dan efisien. Hal ini seperti dilakukan Facebook, yang membawa seluruh lapisan sosial untuk berbisnis di dunia maya dan bisa dijangkau secara global.

"Sebagai seseorang yang lahir di Brazil, dibesarkan di Miami dan didik di Boston. Saya melihat tantangan menciptakan bisnis baru bisa menjadi peluang global," ungkapnya.

Benar saja, pada Januari 2011, ia menjadi investor untuk pendanaan awal startup Qwiki sebesar US$ 8 juta. Qwiki adalah perusahaan rintisan, yang secara otomatis mengubah gambar dan video menjadi film di aplikasi iPhone.

Tiga bulan kemudian, ia memberikan pendanaan seri A senilai US$ 6,5 juta kepada startup Jumio. Platform pembayaran digital untuk transaksi nasabah melalui telepon genggam dan website.

Dia juga masuk dalam jajaran direksi, yaitu sebagai Dewan Penasehat di perusahaan Jumio. Saverin yang saat ini banyak menghabiskan waktu di Singapura, bahkan terlibat aktif dalam peluncuran aplikasi Jumio di kawasan Asia.

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×