kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

T-Mobile berencana merger dengan Comscat


Rabu, 25 Desember 2019 / 18:49 WIB
T-Mobile berencana merger dengan Comscat
ILUSTRASI. Logo T-Mobile


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan telekomunikasi asal Jerman, T- Mobile menyiapkan waktu bertahun-tahun untuk bisa merger dengan Sprint. Menariknya, dari dokumen rahasia terungkap bahwa perusahaan juga telah menyiapkan merger dengan perusahaan kabel, Comscat yang dinilai sebagai kandidat potensial.

Dari laporan dokumen berjudul “Menentukan posisi pemenang di dalam model bisnis di Amerika Serikat (AS)” yang disusun atas permintaan anggota dewa T-Mobile Thorsten Langheim pada Desember 2015 memberikan gambaran umum tentang posisi perusahaan sebelum bertemu dengan para pemimpin senior.

“Pemilik T-Mobile Deutche Telecom telah berinvestasi besar-besaran di pasar nirkabel AS, karena perusahaan melihat sektor ini lebih sedikit peraturan dan pendapatan rata-rata dari tiap pelanggan justru lebih tinggi di bandingkan di Eropa,” terang laporan tersebut dikutip dari The Verge, Senin (23/12).

Baca Juga: Penggugat aksi akuisisi T-Mobile Inc atas Sprint Corp bertambah

Laporan itu juga memperingatkan perusahaan terhadap penetapan harga yang terlalu agresif untuk mempertahankan keuntungan serta potensi merger yang menyertainya. Misalnya saja, pada slide terakhir terdapat peringatan untuk tidak memicu perang harga di pasar AS.

Secara khusus, T-Mobile telah memposisikan dirinya untuk merger dengan Sprint sebagai langkah startegi namun dibatasi aturan. Penyebabnya, pada tahun 2015 perusahaan tidak yakin apakah aksi merger seperi ini diizinkan oleh regulator.

Ketika Tom Wheelar menjabat sebagai ketua Federal Communications Commission (FCC) menunjukkan sikap sangat skeptis terhadap konsolidasi di pasar nirkabel. Atas hal itu, konsolidasi tersebut dirasa tidak mungkin atau hanya sedikit perubahan di bawah pemerintahan partai Demokrat dibandingkan dari partai Republik.

Dokumen tersebut menyimpulkan bahwa perusahaan harus memposisikan diri untuk dua merger yang terpisah. Pertama, merger konsolidasi dengan Sprint. Kedua, merger yang lebih luas dengan perusahaan kabel seperti Comcast.

Pada halaman selanjutnya, memaparkan strategi perusahaan melakukan lobi-lobi ke orang yang tepat seperti Departemen Kehakiman, pemangku kepentingan, FCC, serta kampanye di media massa demi memuluskan aksi merger tersebut. Rencana tersebut selaras dengan banyak lobi-lobi yang dilakukan T-Mobile beberapa tahun setelah laporan ini disusun.

CEO T-Mobile John Legere hadir di Washington dalam beberapa bulan menjelang persetujuan merger dengan Sprint. Akibatnya, ia mendapat kecaman khusus karena tetap tinggal Trump International Hotel Washintong DC selama proses merger tersebut, yang menurut beberapa orang yang melihat sebagai langkah untuk menjilat Presiden AS Donald Trump.

Baca Juga: Merger T-Mobile dan Sprint Corp terancam gagal

Dokumen tersebut juga merekomendasikan perusahaan harus menjaga dan memperluas citra T-Mobile sebagai produk yang seksi dan inovatif sebagai persiapan untuk setiap potensi merger. 

Sprint juga bukan satu-satunya potensi merger yang diminati T-Mobile. Masih ada nama lain seperti Cableco, Comcast dan Altice.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×