kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Merger T-Mobile dan Sprint Corp terancam gagal


Rabu, 17 April 2019 / 17:06 WIB
Merger T-Mobile dan Sprint Corp terancam gagal


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) telah menyatakan kepada T-Mobile US Inc dan Sprint Corp bahwa pihaknya memiliki kekhawatiran tentang usulan penggabungan (merger) senilai US$ 26 miliar dalam strukturnya saat ini. Berdasarkan sumber yang dimuat Reuters, Rabu (17/4) sejauh ini belum ada keputusan yang diambil terkait hal tersebut.

Saham Sprint dikabarkan mengalami penurunan sebanyak 9% setelah penutupan bursa. Hal ini disebabkan beberapa investor memandang kesepakatan tersebut tidak akan selesai setelah Wall Street Journal melaporkan merger tidak mungkin disetujui karena saat ini masih disusun. Saham T-Mobile pun ikut turun 4%.

Kesepakatan itu telah dikritik oleh para penasihat konsumen dan beberapa anggota parlemen. Sebab, hal ini akan mengurangi jumlah operator nirkabel nasional yang tersedia bagi konsumen menjadi hanya tiga dari sebelumnya empat.

T-Mobile pun telah membela usulan merger ini, dengan mengatakan bahwa perusahaan gabungan akan lebih baik dan lebih cepat dalam membangun 5G, generasi nirkabel berikutnya untuk bersaing dengan beberapa pemimpin industri seperti AT&T Inc dan Verizon Communications Inc.

Keputusan akhir tentang kesepakatan ini kemungkinan mendekati akhir dari 180 hari periode tinjauan komisi komunikasi federal yang berakhir pada Juni. Kepala Eksekutif T-Mobile AS John Legere berada di Washington pada hari Selasa dan mengadakan pertemuan akhir pekan ini di FCC.

Legere dalam cuitannya di Twitter mengatakan bahwa hal itu tidak benar mengenai staf Departemen Kehamikan telah memberi tahu perusahaan-perusahaan bahwa kesepakatan itu tidak mungkin disetujui dalam bentuk saat ini. Hingga saat ini Departemen Kehakiman pun menolak memberikan komentar.

Ketua Eksekutif Sprint Marcelo Claure mengatakan laporan Wall Street Journal tidak akurat. "Kami terus melakukan diskusi dengan regulator tentang rencana merger kami dengan T-Mobile, proses itu masih berlangsung," kata Claure di Twitter.

Sumber Reuters menambahkan, bahwa pengkajian ini masih berjalan sesuai dengan harapan. Artinya tidak ada diskusi serius tentang divestasi spektrum atau aset lainnya yang banyak menjadi percakapan terkait efisiensi yang diusulkan dalam pengembangan 5G.

Perjanjian untuk menggabungkan kedua operator yang dicapai April 2018 ini telah disetujui oleh kedua pemegang saham perusahaan pada bulan Oktober 2018 dan telah menerima izin keamanan nasional. Namun kedua perusahaan masih membutuhkan persetujuan dari Departemen Kehakiman dan FCC. Sejumlah jaksa agung negara bagian juga meninjau kesepakatan itu.

Eksekutif dari kedua perusahaan menghadapi pertanyaan sulit dari anggota parlemen pada bulan Februari tentang bagaimana merger yang direncanakan perusahaan akan mempengaruhi harga dan pekerjaan terutama di pedesaan Amerika.

Delapan senator Demokrat AS dan Senator Independen Bernie Sanders mendesak Departemen Kehakiman dan FCC untuk menolak kesepakatan itu dengan mengatakan tagihan bulanan bisa naik hingga 10%.

Untuk memenangkan dukungan untuk kesepakatan itu, T-Mobile mengatakan tidak akan menaikkan harga selama tiga tahun dan telah berjanji untuk menggunakan beberapa spektrum untuk broadbaand nirkabel di daerah pedesaan.

Legere juga berjanji untuk membangun 5G tanpa menggunakan peralatan jaringan dari Huawei Technologies Co Ltd atau ZTE Corp, dua perusahaan telekomunikasi China yang tidak dipercaya oleh pakar keamanan nasional AS.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×