Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Angkatan udara Taiwan mengandangkan armada jet tempur Mirage 2000 pada Senin setelah satu jatuh ke laut. Pengandangan ini merupakan kerugian pesawat tempur yang kedua dalam waktu tiga bulan meskipun kali ini pilotnya diselamatkan.
Melansir Reuters, Senin (14/3), Angkatan udara Taiwan mengatakan pesawat buatan Prancis itu lepas landas tepat setelah pukul 10 pagi (0200 GMT) dalam misi pelatihan dari pangkalan udara Chihhang di kota tenggara Taitung dan melaporkan bahwa pesawat itu harus kembali setelah masalah mekanis.
Pilot itu melontarkan diri di atas laut selatan pangkalan udara dan diselamatkan dengan selamat dan dalam kondisi baik dengan helikopter, tambahnya.
Baca Juga: Siapapun yang Menang, Perang China-Taiwan Berakhir dengan Kemenangan yang Sengsara
Inspektur Jenderal Angkatan Udara Taiwan Liu Hui-chien mengatakan kepada wartawan bahwa armada Mirage akan dikandangkan sementara penyelidikan sedang dilakukan.
Taiwan menerima pertama dari 60 jet Mirage pada tahun 1997, meskipun telah ditingkatkan beberapa kali sejak saat itu, enam telah hilang dalam kecelakaan.
Pada bulan Januari, angkatan udara menangguhkan pelatihan tempur untuk armada F-16 yang jauh lebih besar setelah model jet tempur yang baru-baru ini ditingkatkan jatuh ke laut, menewaskan pilot.
Tahun lalu, dua pesawat tempur F-5E, yang pertama kali memasuki layanan di Taiwan pada 1970-an, jatuh ke laut setelah pesawat itu tampaknya bertabrakan di udara selama misi pelatihan, juga dari pangkalan udara Chihhang.
Baca Juga: Ancaman China Kian Meningkat, Taiwan Gandakan Produksi Rudal
Pada akhir 2020, sebuah F-16 menghilang tak lama setelah lepas landas dari pangkalan udara Hualien di pantai timur Taiwan dalam misi pelatihan rutin.
Sementara angkatan udara Taiwan terlatih dengan baik, telah berulang kali mengusir pesawat militer China yang mengganggu di zona pertahanan udara dalam dua tahun terakhir.
Baca Juga: Taiwan Pelajari Perang Ukraina untuk Strategi Pertempuran Hadapi China
China, yang mengklaim pulau demokrasi itu sebagai miliknya, telah secara rutin mengirim pesawat ke zona pertahanan udara Taiwan, sebagian besar di daerah sekitar Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan tetapi terkadang juga ke wilayah udara antara Taiwan dan Filipina.
