Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Kementerian Pertahanan Taiwan mulai memamerkan deretan drone model terbaru buatan dalam negeri pada hari Selasa (14/3). Pemerintah Taiwan percaya bahwa teknologi drone akan memiliki peran penting dalam situasi perang asimetris, dalam hal ini adalah menghadapi China.
Di antara drone yang dipamerkan adalah drone serang dengan amunisi yang dapat meluncur menuju target sebelum jatuh dengan kecepatan tinggi dan meledak saat terjadi benturan.
Salah satu perusahaan yang memamerkan drone buatan mereka adalah National Chung-Shan Institute of Science and Technology (NCSIST) yang ada di bawah militer Taiwan.
NCSIST memamerkan model drone terbarunya, termasuk drone pengintai Albatross II, dan drone tempur yang beroperasi dengan satelit sistem pemosisian global.
Baca Juga: Cemas Serangan China, Filipina-AS Memulai Latihan Bersama & Libatkan 3.000 Pasukan
Kepala NCSIST, Art Chang, mengakui bahwa perang di Ukraina telah membuka mata militer Taiwan untuk memusatkan perhatian pada drone.
Chi Li-Pin, direktur Divisi Riset Sistem Penerbangan untuk NCSIST, juga menyarankan agar angkatan bersenjata Taiwan harus meningkatkan penggunaan drone dalam strategi pertahanan mereka.
Mengutip Reuters, militer Taiwan telah mengumumkan kemitraan dengan perusahaan yang bertujuan memproduksi 3.000 drone tahun depan.
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, terus memperjuangkan gagasan "perang asimetris" agar pasukan Taiwan lebih gesit dan lebih sulit diserang. Ia menyadari bahwa angkatan bersenjata Taiwan telah memiliki kemampuan yang baik, tapi masih tampak kerdil jika dibandingkan dengan China.
Baca Juga: Militer AS Fokus Tenggelamkan Kapal China Jika Terjadi Perang di Taiwan
Perang asimetris memiliki satu ciri yang jelas, yaitu melibat pihak-pihak yang memiliki kekuatan tidak seimbang. Kondisi ini cukup tepat untuk menggambarkan masalah yang dialami Taiwan.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan China telah mengirim dronenya daerah yang dekat dengan Taiwan untuk menguji respons pulau it.
Tahun lalu, Taiwan bahkan berhasil menembak jatuh pesawat tak berawak sipil yang memasuki wilayah udaranya di dekat sebuah pulau kecil di lepas pantai China.
Taiwan yakin saat ini China juga sedang dengan cepat membangun kapasitas tempurnya dengan drone, termasuk armada robot terbang. Sebagai respons, Taiwan akan fokus pada pengembangan drone tempur dan pengintai.