kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Telegram ajak pengguna hapus aplikasi WhatsApp karena tak hormati privasi


Senin, 17 Mei 2021 / 11:10 WIB
Telegram ajak pengguna hapus aplikasi WhatsApp karena tak hormati privasi
ILUSTRASI. Mulai 15 Mei 2021, kebijakan privasi baru WhatsApp mulai berlaku. REUTERS/Rupak De Chowdhuri/File Photo


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - KONTAN.CO.ID. Mulai 15 Mei 2021, kebijakan privasi baru WhatsApp soal pembagian data percakapan akun WhatsApp Business dengan Facebook mulai berlaku. Hal itu membuat kompetitornya, Telegram "menggila". 

Dalam sebuah twit, akun resmi Telegram di Twitter mengimbau pengguna untuk menghapus aplikasi WhatsApp. Twit tersebut diawali dengan unggahan gambar ilustrasi "tong sampah" di komputer Windows, alias "Recycle Bin" yang berevolusi dari tahun ke tahun. Di tahun 2021, gambar ikon "recycle" tersebut ternyata diubah oleh Telegram menjadi ikon "WhatsApp". 

Sementara itu, logo induk aplikasi tersebut, yaitu Facebook justru menjadi "sampah" yang harus dibuang di Recycle Bin tahun ini.

Telegram tidak mengimbau pengguna untuk beralih ke aplikasi perpesanan buatan Pavel Durov tersebut, lantaran hal itu sepenuhnya merupakan keputusan pengguna. Meski demikian, ajakan untuk menghapus WhatsApp tetap digaungkan. 

Baca Juga: Centang satu, inilah ciri-ciri nomor WhatsApp yang telah diblokir seseorang

"Sama seperti yang sudah-sudah, pilih layanan perpesanan yang menghormati (privasi) Anda. Dan hapus WhatsApp," tutur Telegram membalas seorang pengguna yang meminta saran.

Bikin gerah WhatsApp

Twit tadi tampaknya membuat "gerah" WhatsApp. Membalas postingan gambar dari Telegram, WhatsApp mengklam bahwa aplikasi Telegram tidak dilindungi dengan sistem enrkripsi end-to-end (E2E).

"Admin Telegram: '... yang orang-orang tidak tahu adalah kami tidak dilindungi dengan sistem keamanan end-to-end encryption secara default." 

Maksud WhatsApp di sini mungkin sistem E2E tidak diterapkan di aplikasi perpesanan Telegram secara merata. 

Baca Juga: Inilah fungsi WhatsApp yang bakal hilang bila tidak menyetujui kebijakan baru



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×