Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Tingkat pengangguran Jepang secara tidak terduga mencatatkan kenaikan pada bulan lalu. Data biro statistik Jepang hari ini (31/1) menunjukkan, tingkat pengangguran Negeri Sakura berada di level 4,6%. Angka tersebut lebih tinggi dari prediksi 30 ekonom yang disurvei Bloomberg dengan mematok angka 4,5%.
Salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan angka pengangguran adalah penguatan yen yang menggerus kinerja industri manufaktur.
Di sisi lain, pemerintah Jepang sudah menyetujui empat anggaran tambahan senilai 20 triliun yen atau setara dengan US$ 262 miliar. Dana ini ditujukan untuk pembangunan infrastruktur pasca gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada 11 Maret lalu. Langkah pemerintah Jepang itu dipercaya akan menyokong pasar tenaga kerja, karena mengimbangi rencana pemangkasan karyawan di sejumlah manufaktur.
"Pasar tenaga kerja di sejumlah area yang rusak parah cukup kuat. Hal ini akan terus menyokong pasar tenaga kerja," urai Kiichi Murashima, chief economist Citigroup Global Markets Japan Inc di Tokyo. Dia menambahkan, saat ini industri manufaktur mulai berhati-hati dalam mempekerjakan karyawan seiring dengan pertumbuhan global, penguatan yen, dan ketidakpastian suplai listrik.