Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Arab Saudi, yang ekonominya didasarkan pada cadangan minyak dan gas alamnya yang besar, telah menemukan sumber lain untuk mendiversifikasi ekonominya.
Pasalnya, baru-baru ini, negara kerajaan tersebut menemukan cadangan litium di ladang minyaknya di dekat laut.
Menurut laporan, Saudi Aramco alias Aramco, perusahaan minyak dan gas alam milik negara Arab Saudi, mengekstraksi litium di bawah proyek percontohan dari salah satu ladang minyaknya.
Mengutip India.com, Khalid bin Saleh Al-Mudaifer, Wakil Menteri Pertambangan Arab Saudi, mengumumkan bahwa kerajaan tersebut akan segera meluncurkan program percontohan komersial untuk mempromosikan penambangan litium secara langsung.
Reuters yang mengutip pernyataan Khalid al-Mudaifer melaporkan, Lithium Infinity, juga dikenal sebagai Lihytech, perusahaan rintisan yang diluncurkan dari Universitas Sains dan Teknologi Raja Abdullah, akan memimpin proyek ekstraksi tersebut dengan kerja sama dari perusahaan pertambangan Saudi Ma'aden dan Aramco.
Baca Juga: Daftar 10 Negara Paling Kaya di Timur Tengah, Makmur Karena Minyak
“Mereka mengekstraksi litium melalui teknologi baru yang mereka kembangkan di Universitas Sains dan Teknologi King Abdullah dan mereka sedang mempercepat pengembangan dalam hal ini,” kata menteri tersebut.
Dia menambahkan, “Mereka sedang membangun percontohan komersial di ladang minyak. Jadi air garam yang keluar dari ladang akan dimasukkan ke dalam percontohan komersial ini secara terus-menerus.”
Al-Mudaifer mengatakan meskipun biaya ekstraksi litium dari limpasan air garam dari ladang minyak tetap lebih tinggi daripada metode ekstraksi tradisional dari dataran garam, ia berharap bahwa jika harga litium naik, proyek tersebut akan segera layak secara komersial.
Mengutip Reuters, perusahaan minyak lainnya, termasuk Exxon Mobil dan Occidental Petroleum, juga berencana untuk memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang untuk menyaring litium dari air garam, karena dunia berupaya untuk menjauh dari bahan bakar fosil.
Baca Juga: Jemaah Haji 1446 H Berangkat 2 Mei 2025, Berapa Biaya Haji? Ini Permintaan DPR
Menanggapi pertanyaan tentang ekstraksi litium di Arab Saudi, Aramco mengatakan litium merupakan "area yang menarik" bagi perusahaan dan sedang mengevaluasi keberadaan logam tersebut di ladang dan ekstraksinya.
Arab Saudi, yang ekonominya selama beberapa dekade bergantung pada minyak, telah menghabiskan miliaran dolar untuk mencoba mengubah dirinya menjadi pusat kendaraan listrik sebagai bagian dari upaya Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman untuk menemukan sumber pendapatan alternatif bagi kerajaan yang kaya minyak tersebut.
Litium, masa depan energi global
Seiring menipisnya cadangan bahan bakar fosil di seluruh dunia, litium, yang juga disebut 'emas putih' karena kelangkaannya, diperkirakan akan menggantikan minyak dan bahan bakar fosil tradisional lainnya sebagai sumber energi nomor satu di seluruh dunia.
Saat ini, baterai Litium-ion (Li-ion) digunakan untuk menyalakan hampir setiap gadget elektronik mulai dari mobil listrik, laptop, dan telepon pintar, hingga lampu darurat, mainan, dan hampir setiap gadget yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Tonton: Arab Saudi Minta Indonesia Kembali Mengirim Pekerja Migran, Ini Alasannya
Baterai Li-ion populer karena ringan, memiliki kepadatan energi yang tinggi, dan dapat diisi ulang. Hal ini menjadikannya solusi energi yang murah untuk berbagai perangkat elektronik.