Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
PARIS. Sekitar 10 ribu warga Paris melakukan long march di kota penuh romantisme itu pada minggu (26/5). Mereka menentang undang-undang baru Prancis yang merestui pernikahan sesama jenis.
Asal tahu saja, undang-undang pernikahan sejenis, yang juga melegalkan adopsi oleh pasangan gay, ditandatangani oleh Presiden Francois Hollande pada pekan lalu setelah menuai kontroversi selama berbulan-bulan.
Warga Prancis juga terbelah dalam mendukung isu ini. Bahkan, pada Kamis (23/5), seorang sejarawan Prancis menembak mati dirinya sendiri di katedral Notre Dame. Dia meninggalkan pesan bahwa dia menentang undang-undang pernikahan sejenis.
Aksi demonstrasi cukup ramai diikuti oleh warga. Mereka memenuhi sejumlah titik-titik pertemuan di Paris. Sejumlah pengunjuk rasa tampak mengendarai keledai dan membawa papan bertuliskan: "Saya bodoh. Saya memilih Hollande".
Untuk mengawal aksi unjuk rasa itu, pemerintah Prancis menurunkan pasukan kepolisian yang jumlahnya mencapai 150.000 orang. Mereka ikut serta dalam long march yang mengambil tempat di pusat kota Paris. Namun, pihak penyelenggara unjuk rasa memperkirakan, jumlah kepolisian hampir mencapai 1 juta orang.
Dalam unjuk rasa tersebut, terjadi bentrokan antara aktivis dengan polisi anti kerusuhan. Pemerintah setempat mengumumkan, sekitar 100 orang ditahan dari bentrokan itu.
Sebelumnya, pada Sabtu (25/5) lalu, 50 orang ditahan karena memblokir Champs-Elysees.