kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terdampak corona, 5 bank di Inggris alokasikan US$ 22 miliar untuk tutupi kerugian


Rabu, 05 Agustus 2020 / 16:58 WIB
Terdampak corona, 5 bank di Inggris alokasikan US$ 22 miliar untuk tutupi kerugian
ILUSTRASI. 5 bank di Inggris alokasikan US$ 22 miliar untuk tutupi kerugian. REUTERS/Sergio Perez/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD SEARCH GLOBAL BUSINESS 24 APR FOR ALL IMAGES


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - INGGRIS. Kinerja pendapatan lima bank di Inggris terpuruk di kuartal II 2020 akibat pandemi Covid-19, Brexit dan penurunan tingkat suku bunga. Ke depan, bank tersebut akan hadapi skenario terburuk atas model risiko yang mereka tanggung. Mereka adalah Barclays, Standard Chartered, Lloyds, NatWest Group NWG.L dan HSBC.

Sementara, provisi atas potensi kerugian pinjaman di lima bank mencapai US$ 22 miliar, melampaui perkiraan analis sebelumnya dan meningkatkan tekanan jual pada saham yang telah ditekan oleh pandemi tahun ini.

HSBC dan Lloyds dihukum karena kinerja saham kedua bank tersebut masing-masing mencapai level terendah dalam 11 dan 8 tahun. Kelima bank Inggris ini juga memiliki kinerja di bawah atau turun antara 42% dan 55% tahun ini dibandingkan dengan penurunan 36% dalam indeks perbankan Eropa .

Baca Juga: Menyoal Pajak Transaksi Digital Luar Negeri

"Bank-bank Inggris menghadapi penurunan ekonomi yang lebih signifikan daripada kebanyakan orang Eropa karena Inggris telah menghadapi guncangan yang lebih besar dari pandemi Covid-19, dan itu telah dimasukkan ke dalam tingkat provisi," kata Patrick Hunt, mitra di konsultan Oliver Wyman dilansir dari Reuters, Rabu (5/8).

Ekonomi Inggris diperkirakan menyusut 11,5% tahun ini, sementara kawasan Eropa berkontraksi 9,1%, menurut perkiraan organisasi kerjasama dan pembangunan ekonomi (OECD) pada Juni 2020.

Faktor-faktor lain yang membebani bank-bank Inggris termasuk provisi yang relatif lebih tinggi terhadap pinjaman konsumen tanpa jaminan. Lalu penurunan yang lebih besar dalam suku bunga bank sentral dan potensi untuk tidak ada kesepakatan keluar dari pengaturan transisi Brexit pada akhir 2020, kata para analis.

Selain itu, kebijakan lockdown lebih lanjut di Inggris bagian utara dalam meredam kenaikan infeksi Covid-19 juga bisa menggagalkan pemulihan ekonomi dan merusak neraca bank lebih lanjut.

PILIHAN SULIT

NatWest dan Lloyds memberikan panduan bahwa provisi atas kerugian pinjaman harus lebih rendah pada paruh kedua tahun ini. Hal itu meningkatkan harapan bank-bank negara dan bisa unggul dari para pesaing Eropa.

Tetapi mereka juga memperingatkan bahwa prospek bisnis mereka dapat memburuk lebih lanjut serta menurun secara drastis karena terpuruk pertumbuhan ekonomi. Diperkirakan terjadi penurunan PDB sebanyak 17% pada tahun 2020.

Baca Juga: Mantan Raja Spanyol Juan Carlos menuju ke pengasingan di tengah skandal korupsi

Provisi yang lebih besar di antara bank-bank Inggris dari pesaing mereka di Eropa untuk mengantisipasi proyeksi terburuk yang di masukkan sebelumnya ke dalam model bisnis mereka.

Lloyds, misalnya, mengatakan PDB Inggris bisa jatuh 17,2% dalam skenario terburuk dibandingkan dibandingkan proyeksi sebelumnya yakni penurunan 7,8%. Ini merupakan penurunan ekstrim ketika bank melaporkan kinerja pada bulan April.

Sementara bank pesaing di Eropa tidak mengungkapkan model bisnis mereka secara mendetil. Deutsche Bank mengizinkan ayunan dua poin persentase yang lebih sederhana ke sisi negatifnya dalam PDB Jerman dari kasus dasar dalam skenario yang merugikan.

Perbedaan itu tercermin dalam imbal hasil yang dibayarkan bank atas utang mereka.

Obligasi Deutsche Bank yang jatuh tempo pada Agustus 2023 DE 187315832 yang diperdagangkan dengan yield 0,03% atau 38 basis poin lebih rendah dari Barclays September 2023 yang sebanding, catatan GB187398274. Pada Januari, hasil Barclays diperdagangkan lebih rendah daripada rekannya di Jerman.

"Kualitas aset di Inggris tampaknya memburuk lebih cepat daripada di Eropa dan Anda melihat itu tercermin dalam obligasi," kata Filippo Alloatti, seorang analis kredit dan manajer portofolio di Federated Hermes.

Baca Juga: Resesi Global Mengadang Pemulihan Ekonomi Nasional

HSBC mengatakan bisnisnya di Inggris, di mana ia memgalokasikan biaya US$ 1,5 miliar untuk menutupi potensi kerugian. Perusahaan juga berencana  rencana pemangkasan biaya termasuk redudansi.

Tom Merry, kepala strategi keuangan di Accenture, mengatakan bank memprioritaskan pemotongan biaya, persiapan restrukturisasi dan operasi penagihan utang termasuk meningkatkan pemodelan risiko kredit dalam persiapan untuk paruh kedua yang sulit.

Pemotongan biaya kemungkinan akan mencakup penutupan cabang dan kantor lebih lanjut, kata Merry, dengan setiap pengeluaran investasi digunakan untuk layanan digital. "Jika ada satu hal baik yang datang dari ini untuk bank adalah bahwa jika mereka mampu mempercepat transformasi digital mereka akan lebih kuat dari sisi lain," tutupnya.




TERBARU

[X]
×