Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Federal Reserve kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya berturut-turut pada Rabu (21/9) dan mengisyaratkan kemungkinan besar setidaknya satu kenaikan lagi sebesar itu di tahun ini.
Gubernur bank sentral berjanji bahwa para pejabat The Fed tidak akan menyerah dalam pertempuran mereka untuk menahan laju inflasi.
Mengutip Reuters, The Fed menaikkan suku bunga target ke kisaran 3,00%-3,25% - level tertinggi sejak 2008 - dan proyeksi baru menunjukkan suku bunga kebijakan naik menjadi antara 4,25%-4,50% pada akhir tahun ini sebelum mencapai 4,50% -4.75% pada tahun 2023.
Gubernur Fed Jerome Powell mengatakan pejabat bank sentral AS sangat bertekad untuk menurunkan inflasi dari level tertinggi dalam empat dekade dan "akan terus melakukannya sampai pekerjaan selesai," sebuah proses yang dia ulangi tidak akan datang tanpa rasa sakit.
Baca Juga: Yield US Treasury Naik, Investor Wait And See
"Kita harus mengendalikan inflasi," kata Powell dalam konferensi pers setelah rilis pernyataan kebijakan Fed dan proyeksi ekonomi kuartalan yang diperbarui.
"Saya berharap ada cara tanpa rasa sakit untuk melakukan itu. (tapi) Tidak ada."
Inflasi terus melambung dan kini sudah melebihi dari tiga kali target yang ditetapkan bank sentral sebesar 2%.
Sementara itu, proyeksi The Fed menunjukkan ekonomi melambat pada tahun 2022. The Fed memperkirakan pertumbuhan ekonomi di akhir tahun2022 sebesar 0,2%, dan naik menjadi 1,2% pada 2023. Perkiraan pertumbuhan ini jauh di bawah potensi ekonomi.
Tingkat pengangguran, saat ini ada di level 3,7%, dan diproyeksikan meningkat menjadi 3,8%pada tahun ini dan kembali meningkat menjadi 4,4% pada 2023.
Target inflasi yang ditetapkan The Fed, yang sebesar 2% diperkirakan perlahan akan kembali tercapai pada tahun 2025.
Alhasil, The Fed tidak memperkirakan akan ada pemangkasan suku bunga sampai tahun 2024.
Saham AS naik turun setelah rilis pernyataan kebijakan dan diperdagangkan turun tajam pada perdagangan sore hari.
Dolar mencapai level tertinggi dalam dua dekade terhadap sekeranjang mata uang. Di pasar Treasury A.S., imbal hasil obligasi 2 tahun melonjak di atas angka 4%, yang merupakan level tertinggi sejak 2007.
Fed fund rate diproyeksikan akan naik 1,25% lagi hingga akhir tahun ini. Kenaikan ini diperkirakan akan dilakukan dalam dua pertemuan kebijakan Fed yang tersisa pada tahun 2022.
"Komite sangat berkomitmen untuk mengembalikan inflasi ke tujuannya 2%," kata Komite Pasar Terbuka Federal penetapan suku bunga bank sentral setelah akhir pertemuan kebijakan.
"The Fed mengantisipasi bahwa kenaikan berkelanjutan dalam kisaran target akan sesuai," kata pernyataan itu, mengulangi pernyataan sebelumnya pada bulan Juli.
Keputusan kebijakan pada hari Rabu diambil dengan suara bulat.
Baca Juga: Keyakinan Fed Soft Landing di Tengah Agresivitas Perangi Rekor Inflasi, Akan Terlihat
Proyeksi The Fed yang terbaru menandakan pertempuran melawan serangan inflasi belum berakhir dan yang berpotensi mendorong ekonomi setidaknya ke batas resesi.
The Fed mengatakan, indikator terbaru menunjukkan pertumbuhan moderat dalam pengeluaran dan produksi, tetapi ekonomi masih diperkirakan akan melambat di sisa tahun ini.
"The Fed terlambat untuk mengenali inflasi, terlambat untuk mulai menaikkan suku bunga, dan terlambat untuk memulai pembelian obligasi. Mereka kini mengejar ketinggalan sejak itu. Dan itu belum selesai," kata Greg McBride, kepala keuangan analis di Bankrate.