Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) di bulan Januari 2023 berada luar perkiraan. Tingat pengangguran AS turun 3,4% pada Januari 2023 dan ini menjadi penurunan ke level terendah dalam 53 tahun karena perekrutan karyawan baru yang meningkat.
Ini menambah optimisme ekonomi AS membaik, meski sentimen negatif tetap membayangi seperti kinerja perusahaan teknologi yang lesu dan inflasi. Data tenaga kerja ini juga akan menentang perkiraan resesi dan menambah tekanan pada The Federal Reserve yang masih berencana terus menaikkan suku bunga.
Seperti dikutip Bloomberg, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah tenaga kerja non pertanian meningkat 517.000 orang pada Januari 2023. Ini melanjutkan kenaikan sebanyak 260.000 pada bulan Desember 2022 lalu. Dus, tingkat pengangguran AS pun turun menjadi 3,4%, terendah sejak Mei 1969.
Baca Juga: Segera Buru Aset-Aset Ini, Robert Kiyosaki Ingatakan Resesi Global Telah Dimulai
Pencapaian ini juga melampaui semua perkiraan ekonom, mengesampingkan kekhawatiran bahwa penurunan manufaktur dan PHK di sektor teknologi diterjemahkan ke dalam perekrutan yang lebih lemah di seluruh negeri, setidaknya untuk saat ini.
Permintaan tenaga kerja yang kuat juga menarik pekerja yang secara tradisional telah dikesampingkan selama ini. Termasuk orang kulit hitam Amerika yang tingkat penganggurannya juga turun dan jadi rekor terendah 5,4% pada Januari 2023.
Menteri Tenaga Kerja AS Martin Walsh menyebut hasil laporan ketenagakerjaan Januari tersebut sebagai sesuai yang hebat.
"Laporan pekerjaan yang sangat kuat menimbulkan keraguan serius tentang ekonomi yang tergelincir ke dalam resesi dan The Fed mengakhiri siklus pengetatannya musim semi ini," ujar Sal Guatieri, ekonom senior di BMO Capital Markets.
Pasar tenaga kerja yang sangat kuat sekarang membuat pekerjaan Ketua Fed Jerome Powell menjadi lebih rumit. Sementara langkah agresif kenaikan suku bunga bank sentral telah mendinginkan beberapa sektor ekonomi, itu belum cukup untuk menghentikan atau bahkan memperlambat pemberi kerja untuk merekrut karyawan baru.
Laporan lain pada hari Jumat juga menunjukkan bahwa permintaan konsumen akan layanan melambung kembali pada bulan Januari setelah beberapa kemunduran pada akhir tahun lalu.
Penghasilan per jam rata-rata pada Januari 2023 juga naik 0,3% dari Desember 2022 dan naik 4,4% dari tahun sebelumnya.
“Jika tampaknya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, itu karena sebagian besar disebabkan oleh faktor musiman. Meski begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa pasar tenaga kerja tetap ketat. The Fed sepertinya tidak akan terlalu menekankan laporan ini dalam merumuskan kebijakan,” tutur Ekonom Bloomberg Anna Wong.
Baca Juga: Wall Street Berakhir Turun Setelah Pertumbuhan Data Pekerjaan Memicu Kekhawatiran