/2025/11/19/897960061.jpg "Topan Fina Terjang Darwin, Ribuan Warga Kehilangan Akses Listrik")
Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Ribuan warga di Northern Territory, Australia, tidak mendapatkan pasokan listrik pada Minggu setelah Topan Tropis Fina menerjang wilayah tersebut dengan angin merusak, termasuk kota Darwin, pada malam sebelumnya.
Topan Fina, yang dikategorikan sebagai kategori tiga, mencatat hempasan angin hingga 205 km/jam (127 mph) saat bergerak menjauhi Darwin pada Minggu, setelah melewati kota itu sebagai “severe tropical cyclone” pada Sabtu malam, menurut Bureau of Meteorology (BoM) Australia.
Bagi sekitar 140.000 penduduk Darwin, Fina memicu kembali trauma terhadap Badai Tracy yang menghancurkan hampir seluruh kota pada Hari Natal 1974, menewaskan 66 orang, dan menjadi salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah Australia.
Baca Juga: KTT G20 di Afrika Selatan Mengadopsi Deklarasi Meski ada Boikot dari AS
19.000 Warga Kehilangan Listrik
Chief Minister Lia Finocchiaro mengatakan sekitar 19.000 warga kehilangan listrik akibat Fina, yang juga menyebabkan kerusakan properti dan merendam sejumlah jalan. Meski demikian, tidak ada laporan korban luka.
“Topan ini menunjukkan bahwa wilayah Northern Territory bersatu dan siap menghadapi apa yang datang,” kata Finocchiaro dalam konferensi pers yang disiarkan dari Darwin.
Otoritas setempat mengimbau warga Darwin untuk menjauhi kabel listrik yang jatuh, sementara petugas mulai melakukan penilaian kerusakan.
Bandara Darwin Berusaha Kembali Beroperasi
Bandara Internasional Darwin, yang ditutup pada Sabtu karena ancaman topan, mengatakan pada Minggu bahwa pihaknya sedang berupaya memulihkan operasi secepat mungkin setelah dinyatakan aman.
Baca Juga: Siklon Fina Hantam Darwin: Bandara Ditutup, Warga Diimbau Waspada
Menurut BoM, topan kategori tiga – dua tingkat di bawah level bahaya tertinggi – biasanya dapat merusak struktur bangunan, tanaman, pepohonan, serta menyebabkan pemadaman listrik.
Pada Maret lalu, eks-topan Alfred juga menghantam Queensland, menutup sekolah-sekolah dan membuat ratusan ribu orang kehilangan listrik, menambah daftar panjang gangguan cuaca ekstrem di Australia tahun ini.
