Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan keuangan dan investasi asal Amerika Serikat (AS), Citigroup Inc mengumumkan eksposur bisnisnya di Rusia menyusul sanksi baru yang diumumkan negara Barat terhadap negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin tersebut.
Total eksposur Citigroup di Rusia mencapai hampir US$ 10 miliar. angka tersebut lebih tinggi dari yang sudah dikomunikasikan sebelumnya.
Pengumuman nilai eksposur disampaikan Citigroup pada Senin (28/2) sebagai tanggapan atas pertanyaan yang datang apakah harus menyisihkan dan untuk menutupi potensi kerugian.
Citigroup mencatatkan Rusia sebagai 21 dari 25 negara dengan eksposur terbesar. Total eksposur kredit, sekuritas dan komitmen pendanaan hingga akhir Desember 2021 mencapai US$ 5,4 miliar, turun sedikit dari US$ 5,5 miliar per September.
Baca Juga: Mendulang Untung di Pasar Valas Saat Rusia dan Ukraina Menegang
Berdasarkan pengajuan peraturan ke bursa AS dikutip Bloomberg, Selasa (1/3), eksposur US$ 5,4 miliar ini mewakili 0,3% dari eksposur Citigroup pada tahun 2021.
Citigroup juga memberikan rincian eksposur lebih lanjut yang sebelumnya tidak diungkapkan.
Amerika Serikat, Inggris, Eropa dan Kanada mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia pada hari Sabtu - termasuk memblokir akses bank tertentu ke sistem pembayaran internasional SWIFT - menyusul invasi Rusia ke Ukraina. Sanksi tersebut dapat mempengaruhi nilai aset Rusia yang dimiliki oleh bank internasional.
Citigroup mengatakan eksposur lainnya termasuk US$ 1,0 miliar tunai di Bank Rusia dan lembaga keuangan lainnya dan US$ 1,8 miliar reverse repo dengan berbagai rekanan, dengan memperhitungkan total eksposur pihak ketiga menjadi US$ 8,2 miliar.
Citigroup juga mengatakan memiliki US$ 1,6 miliar dari eksposur ke rekanan Rusia tambahan di luar anak perusahaan Rusia yang tidak termasuk dalam US$ 8,2 miliar tersebut.
Mike Mayo, Analis Wells Fargo dalam risetnya mengatakan, Citigroup kemungkinan harus menambah US$ 300 juta cadangan untuk mengantisipasi potensi kerugian hampir US$ 3 miliar dari kredit yang didanai.
Baca Juga: Rusia Invasi Ukraina, Turki Larang Kapal Perang Lewati Selat Bosphorus & Dardanelles
Mayo mengurangi perkiraan sebelumnya untuk keuntungan 2022, yang telah dia buat sebelum negara-negara Barat memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia, untuk biaya cadangan. Dia mengatakan perkiraan konsensus dari analis adalah 20% sampai 25% terlalu tinggi.
Citigroup secara umum memperingatkan potensi pukulan terhadap bisnisnya dari meningkatnya ketegangan antara Barat dan Rusia setelah invasi ke Ukraina.
"Citi terus memantau situasi geopolitik dan kondisi ekonomi Rusia-Ukraina saat ini dan akan mengurangi eksposur dan risikonya sebagaimana mestinya," kata Citibank.