Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Pada transaksi tadi malam di New York (4/9), saham Apple Inc mengalami hari terburuk dalam tujuh bulan terakhir. Bahkan, trader Brian Kelly, pendiri Brian Kelly Capital memprediksi, saham Apple akan anjlok menuju level US$ 80.
"Saya rasa transaksi kemarin bukan akhir dari aksi jual yang terjadi. Dalam jangka panjang, harga saham Apple bisa turun ke US$ 80," jelasnya. Atas alasan itu, dia mengatakan tidak tertarik untuk masuk kembali ke saham tersebut.
"Saya tidak tahu ke mana hal ini akan berakhir. Apakah ke US$ 88 atau US$ 89. Saya lebih memilih untuk menunggu sebulan, melihat produk apa yang akan diluncurkan, melihat apakah ada hal yang baru yang diluncurkan," paparnya.
Hal senada diungkapkan oleh Private Advisor Group's Guy Adami. "Jika harga saham melorot ke bawah US$ 98, saya rasa jangan masuk dulu. Saya rasa ada kemungkinan jika produk Apple mengecewakan pada pekan depan, maka saham akan anjlok ke US$ 80, atau level US$ 80-an dengan level tertinggi US$ 88," ungkap Adami.
Meski demikia, Pete Najarian dari OptionMonster mengambil posisi beli setelah melihat tingginya transaksi option pada saham Apple.
"Total transaksi option mencapai lebih dari dua juta transaksi. Ini terbilang agresif," jelasnya. Dia memprediksi, harga saham Apple akan melonjak melampaui level US$ 100.
"Saya rasa beberapa waktu ke depan, harga saham Apple akan mencapai US$ 110. Dalam jangka pendek, harga saham akan menguji level US$ 105, mungkin bisa menembus US$ 107," jelas Najarian.
Sekadar informasi, saham Apple ditutup pada level US$ 98,94 per saham atau anjlok 4,22% pada Rabu kemarin. Apple diprediksi akan merilis new iPhone 6 dan kemungkinan smartwatch pada Selasa depan.