Sumber: Mirror.co.uk | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kecelakaan helikopter tragis yang merenggut nyawa lima orang, termasuk pemilik klub Leicester City, Vichai Srivaddhanaprabha, menjadi salah satu peristiwa paling memilukan dalam sejarah sepak bola modern. Peristiwa ini terjadi pada Oktober 2018 di area parkir Stadion King Power.
Pada 27 Oktober 2018, helikopter AgustaWestland AW169 milik Vichai Srivaddhanaprabha lepas landas dari lapangan Stadion King Power setelah pertandingan antara Leicester City dan West Ham United. Helikopter tersebut dijadwalkan menuju Bandara Stansted sebelum Vichai melanjutkan perjalanan dengan jet pribadi ke Thailand.
Baca Juga: Pep Guardiola dan Cristina Serra Bercerai Setelah 30 Tahun Bersama
Namun, beberapa detik setelah lepas landas, helikopter kehilangan kendali dan mulai berputar di udara. Menurut laporan, sistem rotor ekor mengalami kegagalan teknis, menyebabkan pesawat jatuh di area parkir stadion dan meledak menjadi bola api. Kecelakaan tersebut menewaskan semua penumpang, yaitu:
- Vichai Srivaddhanaprabha (60 tahun) – Pemilik klub Leicester City.
- Eric Swaffer (53 tahun) – Pilot helikopter.
- Izabela Roza Lechowicz (46 tahun) – Kopilot.
- Kaveporn Punpare (33 tahun) – Asisten pribadi Vichai.
- Nusara Suknamai (32 tahun) – Asisten Vichai.
Penyelidikan oleh Air Accidents Investigation Branch (AAIB) mengungkapkan bahwa kegagalan sistem rotor ekor menjadi penyebab utama kecelakaan ini. Sistem tersebut tidak berfungsi dengan baik, sehingga helikopter kehilangan stabilitas dan kontrol. Akibatnya, helikopter berputar tanpa kendali sebelum akhirnya jatuh dan terbakar.
Fakta Penting dari Penyelidikan:
- Rotor ekor mengalami kerusakan akibat mekanisme penghubung yang terlepas.
- Kebocoran bahan bakar akibat benturan memperburuk situasi dengan memicu kebakaran besar.
- Video dari saksi mata menunjukkan helikopter mulai berputar beberapa detik setelah lepas landas.
Baca Juga: Transfer Fantastis yang Mungkin Terwujud jika Elon Musk Jadi Mengakuisisi Liverpool
Penghormatan kepada Para Korban
Dalam penghormatan yang disampaikan keluarganya, Vichai disebut sebagai sosok pemimpin yang inspiratif, dermawan, dan penuh cinta. Dia tidak hanya membawa kesuksesan bagi Leicester City, termasuk memenangkan Liga Premier Inggris 2015/2016, tetapi juga membangun hubungan mendalam dengan para penggemar dan komunitas Leicester.
Statue Vichai kini berdiri megah di luar Stadion King Power sebagai penghormatan atas kontribusinya yang luar biasa.
Eric dan Izabela dikenal sebagai pasangan yang berbagi cinta terhadap dunia penerbangan. Eric memiliki pengalaman luas, termasuk menerbangkan anggota keluarga kerajaan Inggris. Sementara itu, Izabela dikenal sebagai pilot berbakat yang juga aktif dalam kegiatan kemanusiaan.
Kaveporn dan Nusara adalah asisten yang setia mendampingi Vichai dalam berbagai aktivitas bisnis. Nusara, yang juga mantan ratu kecantikan Thailand, dikenal memiliki kepribadian hangat dan berdedikasi tinggi.
Tanggapan Darurat dan Proses Penyelamatan
Rekaman CCTV menunjukkan bahwa dua petugas polisi tiba di lokasi hanya 20 detik setelah helikopter jatuh.
Mereka berusaha memecahkan kaca kokpit untuk menyelamatkan penumpang, tetapi gagal karena kaca tersebut dirancang untuk tahan terhadap benturan besar.
Pemadam kebakaran tiba dalam waktu enam menit dan berhasil memadamkan api, tetapi kelima korban telah meninggal dunia di tempat kejadian.
Baca Juga: Liverpool Mengincar Transfer Penyerang Gacor Berharga Rp 995 Miliar, Ini Sosoknya
Tuntutan Hukum terhadap Produsen Helikopter
Keluarga Vichai mengajukan tuntutan hukum senilai £2,15 miliar (Rp 42,6 triliun) terhadap perusahaan Leonardo S.p.A., produsen helikopter AgustaWestland AW169.
Tuntutan ini mencakup kompensasi atas hilangnya pendapatan, rasa sakit yang dialami korban sebelum meninggal, dan biaya pemakaman.
Kasus ini menjadi salah satu klaim kecelakaan fatal terbesar dalam sejarah hukum Inggris.