Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dominasi Honda di pasar motor Vietnam kini menghadapi tantangan serius. Pemerintah Hanoi mendorong peralihan cepat ke kendaraan listrik (EV) sebagai upaya mendukung produsen lokal VinFast (VFS.O), menurut data industri dan survei konsumen terbaru.
Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinh, mengeluarkan arahan pada Juli 2025 yang melarang motor berbahan bakar fosil di pusat kota Hanoi dalam waktu 12 bulan ke depan. Selain itu, larangan ini akan diperluas mulai 2028.
Honda dan produsen motor lain dilaporkan mengirim surat kepada pihak berwenang, menyoroti bahwa perubahan ini terlalu cepat, menurut dua sumber yang mengetahui langsung masalah ini.
Penurunan Penjualan Honda
Setelah pengumuman pemerintah, penjualan Honda di Vietnam turun hampir 22% pada Agustus dibanding Juli, dan turun 13% secara tahunan, menurut data industri.
Baca Juga: Dongfeng Bakal Jual Bisnis Patungan dengan Honda
Sebagai respons terhadap kebijakan pemerintah, warga Hanoi dan Ho Chi Minh City, dua kota terbesar di Vietnam, berencana memilih model motor listrik untuk pembelian berikutnya, menurut survei Asia Plus Inc. pada September 2025.
Perwakilan Honda di Vietnam tidak memberikan komentar resmi. Sementara itu, kementerian transportasi Vietnam menegaskan bahwa kebijakan ini diperlukan untuk mengatasi polusi udara di Hanoi, yang kadang menempati peringkat teratas kota paling tercemar di dunia.
Pangsa Pasar yang Masih Didominasi Honda
Pasar sepeda motor dua roda di Vietnam diperkirakan mencapai US$4,6 miliar pada 2025 dan diproyeksikan naik menjadi US$6 miliar pada 2030, menurut Mordor Intelligence.
Motor berbahan bakar minyak masih mendominasi pasar Vietnam, salah satu yang terbesar di dunia. Tahun lalu, Honda menjual 2,6 juta unit, lebih dari 80% pangsa pasar. VinFast mencatat penjualan 71.000 motor listrik.
Baca Juga: Investasi Mobil Listrik Dipangkas, Honda Siapkan 13 Model Hybrid Baru
Meski Honda juga memproduksi model listrik, jumlah penjualannya di Vietnam belum jelas.
Preferensi Konsumen Bergeser ke Motor Listrik
Dalam survei terhadap 200 responden, 54% memilih motor listrik untuk pembelian berikutnya, sementara hanya 24% yang tetap memilih model bensin. Alasan utama preferensi ini adalah kebijakan pemerintah yang mendukung EV. Di Hanoi, 60% responden lebih memilih motor listrik.
Mengenai merek, setengah responden mempertimbangkan membeli motor Honda, sementara 32% memilih VinFast. Lebih dari 80% responden sudah memiliki motor Honda, dan 4% memiliki motor VinFast.
Menurut Kengo Kurokawa, kepala Asia Plus, “Dukungan kebijakan yang cepat, termasuk larangan bertahap, insentif, dan edukasi publik, telah membentuk sikap konsumen secara signifikan dan bisa mempercepat pergeseran pasar lebih cepat dari perkiraan produsen tradisional.”