Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Kamis mengatakan, AS dan China akan segera mengumumkan tempat baru dimana ia dan Presiden China Xi Jinping akan menandatangani kesepakatan perdagangan fase satu setelah Chile membatalkan pertemuan puncak yang direncana pada pertengahan November ini.
"China dan AS sedang berupaya memilih tempat baru untuk penandatanganan perjanjian perdagangan fase satu," kata Trump di Twitternya seperti dilansir Reuters, Jumat (1/11).
Baca Juga: Menteri Luar Negeri AS Pompeo sebut Partai Komunis China sebagai ancaman
Keputusan Chile membatalkan KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik pada 16-17 November di Chili membuat rencana Trump pupus untuk bertemu dengan Xi dalam menandatangani kesepakatan perdagangan di sela-sela KTT.
Namun Trump tidak menjelaskan secara spesifik kapan pertemuan baru akan ditetapkan. Akan tetapi, Gedung Putih menyatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya akan menyelesaikan kesepakatan dalam jangka waktu yang sama (within the same time frame),
Sementara itu, Kementerian Perdagangan China pada hari Kamis mengatakan bahwa pembicaraan bilateral akan terus berjalan seperti yang direncanakan sebelumnya dan para negosiator perdagangan utama dari kedua negara akan berbicara melalui telepon pada hari Jumat ini.
AS dan China tengah berupaya mempercepat penyelesaian teks perjanjian perdagangan tahap satu untuk ditandatangani Trump dan Xi bulan depan.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin yang tengah melakukan perjalanan di Timur Tengah mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu bahwa diskusi AS dan China produktif dan pekerjaan untuk menyelesaikan teks perjanjian terus berlanjut.
Baca Juga: China janji akan borong produk pertanian AS bila kesepakatan dagang tercapai
Menurut sumber yang kenal baik Gedung Putih mengatakan AS tengah menawarkan beberapa lokasi di AS sebagai alternatif untuk KTT APEC. Alaska dan Hawaii bisa menjadi opsi potensial yang dapat diterima China kata sumber tersebut.
Namun China juga dikabarkan mengusulkan Macau sebagai tempat yang memungkinkan . Namun Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China membantah isu tersebut dan menyatakan itu murni spekulasi, tanpa menguraikan alasannya.