Trump Luncurkan Paket Bantuan US$ 12 Miliar untuk Petani yang Terdampak Perang Dagang

Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump pada hari Senin meluncurkan paket bantuan senilai US$ 12 miliar untuk petani Amerika. Ini menjadi upaya terbaru pemerintah untuk menopang konstituen politik utama yang terdampak dampak finansial dari kebijakan perdagangannya.

Menutip Reuters, Selasa (9/12/2025), kelompok tani dan anggota parlemen negara bagian pertanian dari Partai Republik telah meminta bantuan tersebut, sebagian untuk mendukung petani dalam pembelian benih, pupuk, dan pengeluaran lainnya untuk musim tanam tahun depan.

Paket bantuan tersebut, yang menurut Trump akan berasal dari pendapatan tarif, bertujuan untuk mendukung blok pemilih penting yang sebagian besar mendukung Trump meskipun menghadapi kerugian penjualan miliaran dolar akibat perang dagangnya dengan China.

Trump mengumumkan bantuan tersebut dalam sebuah diskusi meja bundar di Gedung Putih bersama Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Pertanian Brooke Rollins, dan anggota Kongres.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, diskusi tersebut dihadiri leh para petani jagung, kapas, sorgum, kedelai, beras, sapi, gandum, dan kentang.

"Bantuan ini akan memberikan kepastian yang sangat dibutuhkan bagi para petani saat mereka memasarkan hasil panen tahun ini dan mempersiapkan diri untuk panen tahun depan, dan ini akan membantu mereka melanjutkan upaya untuk menurunkan harga pangan bagi keluarga-keluarga Amerika," kata Trump.

Rollins mengatakan bahwa US$ 11 miliar dari bantuan tersebut akan diberikan kepada petani tanaman baris dan akan dicairkan pada 28 Februari.

Pemerintah menahan sisa US$ 1 miliar untuk buah-buahan, sayuran, dan tanaman lainnya untuk menyelesaikan detailnya, kata Rollins.

Bessent mengatakan pembayaran tersebut akan menjadi jembatan likuiditas selama periode penyesuaian untuk mendukung petani hingga mereka merasakan manfaat dari perjanjian perdagangan Trump dan kebijakan lainnya.

Amy Klobuchar, petinggi Partai Demokrat di Komite Pertanian Senat, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kebijakan perdagangan Trump telah merugikan petani.

"Cara termudah untuk memberi petani kita lebih banyak kepastian adalah dengan presiden mengakhiri pajak tarifnya," katanya.

Pemerintah diperkirakan akan mengumumkan dana talangan pertanian senilai total US$ 15 miliar pada bulan Oktober. Rollins sebelumnya mengatakan bahwa penutupan pemerintah federal selama 43 hari menunda peluncurannya.

Biaya Peralatan Lebih Rendah, Lebih Banyak Kedelai

Para petani menghadapi biaya yang lebih tinggi untuk input pertanian seperti benih dan pupuk, yang menurid pemerintahan Trump sedang dikaji. Para petani kedelai memperkirakan akan mengalami kerugian untuk tahun ketiga berturut-turut pada tahun 2025, menurut Asosiasi Kedelai Amerika.

Trump mengatakan di Gedung Putih bahwa ia akan lebih membantu para petani dengan menghapus banyak peraturan lingkungan untuk mesin pertanian dan bahwa ia berharap produsen seperti John Deere akan menurunkan harga peralatan.

"Peralatan pertanian menjadi terlalu mahal, dan sebagian besar alasannya adalah karena mereka menerapkan kelebihan lingkungan pada peralatan tersebut, yang tidak memberikan dampak apa pun selain membuatnya rumit," kata Trump. John Deere tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Trump juga mengatakan ia telah meminta Presiden China Xi Jinping untuk meningkatkan perjanjian pembelian kedelai China yang baru-baru ini dinegosiasikan.

"Saya pikir dia akan melakukan lebih dari yang dijanjikannya," kata Trump.

Selama masa jabatan pertamanya, Trump memberikan bantuan sekitar US$ 23 miliar kepada para petani yang dirugikan oleh kebijakan perdagangannya. Para petani akan menerima pembayaran pemerintah sebesar $40 miliar yang hampir mencapai rekor tahun ini, didorong oleh bantuan bencana dan bantuan ekonomi ad-hoc.

Pendapatan bersih pertanian dapat turun lebih dari US$ 30 miliar pada tahun 2026 akibat penurunan pembayaran pemerintah dan rendahnya harga tanaman pangan, menurut perkiraan dari Institut Penelitian Kebijakan Pangan dan Pertanian di Universitas Missouri.