/2025/09/23/1356462454.jpg "Perang Dagang Trump, Gelombang Tarif Baru dan Ketidakpastian Global")
Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengguncang pasar global.
Langkah agresif ini menambah ketegangan dagang, terutama di tengah gugatan hukum terhadap kebijakan pungutan impor serta upaya Trump mendorong kesepakatan perdagangan bilateral yang lebih menguntungkan AS.
Mulai 7 Agustus, Trump menerapkan tarif “timbal balik” untuk ekspor dari 69 mitra dagang yang memberlakukan bea masuk lebih tinggi terhadap produk AS.
Baca Juga: Trump Perluas Perang Dagang, Siap Kenakan Tarif Tembaga 50%
Tarif baru ini berkisar antara 10% hingga 41%, dan membuat rata-rata bea masuk Amerika mencapai level tertinggi dalam seratus tahun terakhir.
Gelombang terbaru dari kebijakan itu termasuk tarif tambahan hingga 100% untuk seluruh ekspor China ke AS.
Selain itu, Washington juga akan memberlakukan kontrol ekspor terhadap “perangkat lunak penting” paling lambat pada 1 November mendatang.
Trump bahkan menyinggung kemungkinan pembatasan ekspor suku cadang pesawat Boeing sebagai balasan atas langkah China yang menahan ekspor mineral tanah jarang.
Baca Juga: Berikut Linimasa Perkembangan Penting dalam Perang Dagang Trump
Langkah ini menandai babak baru dalam perang dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, hanya beberapa hari sebelum masa keringanan tarif sebelumnya berakhir.
Berikut jadwal penting yang menjadi sorotan dunia bisnis internasional:
- 14 Oktober:Tarif 10% mulai diberlakukan untuk impor kayu dan papan kayu, serta bea masuk 25% untuk lemari dapur, meja rias kamar mandi, dan furnitur berlapis kain.
- 1 November: Tarif 25% akan dikenakan pada semua truk impor kelas menengah dan berat. Pada hari yang sama, tarif tambahan 100% untuk seluruh ekspor Tiongkok ke AS resmi berlaku, disertai kontrol ekspor baru terhadap perangkat lunak penting.
- 1 Januari 2026: Bea masuk kembali meningkat menjadi 30% untuk furnitur berlapis kain dan 50% untuk lemari serta meja rias dari negara yang tidak memiliki perjanjian dagang dengan AS.
Baca Juga: Peringatan IMF: Perang Dagang Trump Berisiko Picu Krisis Keuangan Global
Dengan kebijakan ini, Trump tampaknya berupaya memperkuat posisi Amerika dalam perdagangan global. Namun, langkah tersebut juga menimbulkan kekhawatiran akan efek domino terhadap rantai pasok dunia dan stabilitas ekonomi internasional.
