Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TUNISIA. Aksi teror melanda Tunisia pada Rabu (18/3) kemarin. Kelompok bersenjata melakukan serangan berupa tembakan di Museum Bardo, Tunis, Tunisia. Kejadian itu menyebabkan 19 orang tewas. Dari korban yang tewas, 17 di antaranya merupakan wisatawan asing. Beberapa di antaranya berasal dari Jepang, Italia, Colombia, Australia, Prancis, Prancis, Polandia, dan Spanyol.
Selain itu, dua warga Tunisia dan salah satu petugas kepolisian juga tewas pada serangan tersebut. Petugas kepolisian setempat juga mengungkapkan sekitar 40 orang lainnya, termasuk turis dan warga Tunisia terluka.
Museum tersebut berada di sebelah gedung parlemen Tunisia. Pada saat kejadian, anggota parlemen sedang membahas undang-undang anti-terorisme.
Serangan ini menjadi tamparan keras bagi industri pariwisata Tunisia dan pemerintahannya yang baru saja melangsungkan transisi politik terlama beberapa bulan lalu.
Menanggapi kejadian ini, Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi berjanji untuk memerangi terorisme 'tanpa belas kasih'.
"Monster minoritas ini tidak membuat kita takut. Kami akan melawan mereka hingga titik darah penghabisan tanpa belas kasih. Demokrasi akan menang," tegas Essebsi.
Banyak warga Tunisia yang turun ke jalan di pusat kota Tunis untuk memprotes serangan tersebut. Mereka mengibarkan bendera dan menyalakan lilin di luar museum.
Pemimpin dunia juga mengutuk serangan tersebut dan memberikan dukungan kepada pemerintahan Tunisia untuk memberantas terorisme.