kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Turis Tiongkok membanjiri pasar pariwisata dunia


Senin, 12 Mei 2014 / 11:09 WIB
Turis Tiongkok membanjiri pasar pariwisata dunia
ILUSTRASI. Sikap The Fed masih konsisten melanjutkan kenaikan suku bunga acuan untuk meredam inflasi. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom.


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina

WAJAH Wen Zhong berseri-seri. Pria berusia 28 tahun ini siap bertolak dari Amsterdam ke perhentian terakhirnya, Finlandia. Selama dua pekan terakhir, Zong sudah berkeliling Eropa. Zong adalah potret dari tren baru di industri pariwisata dunia.

Pria muda asal Shanghai ini mewakili sepertiga dari turis China yang menghamburkan duit mereka di daratan Eropa. Zong dan kaum ekonomi kelas menengah China boleh dibilang mengendalikan industri pariwisata dunia.

Catatan terbaru, lembaga PBB di sektor pariwisata atawa Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) mengungkap, satu dari 10 internasional turis merupakan warga China. Total turis yang melancong ke seluruh penjuru dunia tercatat mencapai 97,3 juta di tahun lalu.

Itu artinya ada sekitar 9 juta turis China yang mempengaruhi industri pariwisata dunia. Yang lebih mencengangkan, turis Tiongkok menghabiskan lebih dari US$ 129 miliar di sepanjang tahun 2013, atau terbesar di dunia.

Warga Amerika Serikat (AS) menempati posisi kedua dalam membelanjakan duit untuk plesiran. Pelancong dari AS menghabiskan sekitar US$ 86 miliar sepanjang tahun lalu. Di posisi ketiga ada Jerman. Belanja turis Jerman menurun 0,6% menjadi US$ 83,29 miliar.

Bayang-bayang perlambatan ekonomi seakan tak menyurutkan nafsu berbelanja turis China. Survei UNWTO menyebut, lebih dari 80% turis menempatkan shopping sebagai aktivitas vital dalam perjalanan wisata. Bandingkan dengan niat belanja turis Timur Tengah yang mencapai 56%.

Tren plesiran turis China diperkirakan akan terus berlanjut. Pasalnya, saat ini penduduk China yang memiliki paspor hanya 5%. Kemudahan mendapatkan paspor diperkirakan meningkatkan jumlah turis China. Hitungan Aaron Fischer, analis CLSA, turis China akan tumbuh dua kali lipat pada tahun 2020 mendatang. "Belanja wisata China akan tumbuh tiga kali lipat di tahun 2020," ujar Fischer, mengutip The Economist.

Dengan prospek yang kinclong, sudah tentu turis China jadi incaran pebisnis industri pariwisata. Coba tengok di Bandar Udara (Bandara) Schiphol, Amsterdam. Bandara ini sudah melayani tujuh penerbangan langsung ke China. 

Toko-toko di bandara Schiphol pun memanjakan turis China dengan aplikasi khusus berbahasa mandarin. Toko pun menerima mata uang Yuan dan melayani pembayaran dengan Union Pay, provider sistem pembayaran terbesar China.

Benno Leeser, pengelola toko berlian Gassan Diamonds di Schiphol mengatakan, dirinya rajin menyambangi daratan China saban tahun. Tujuannya adalah bekerjasama dengan lebih banyak agen perjalanan China.

Kemudahan mendapatkan visa kini menjadi strategi berbagai negara. Misalnya, AS. Sejak tahun lalu, Negeri Uwak Sam melayani wawancara visa lewat online.

Strategi ini berhasil. Turis China yang melancong ke AS naik 22% sepanjang tahun lalu. Di Paris, outlet Harrods menyediakan 100 terminal Union Pay dan pegawai yang bisa berbahasa China. Resor ski Kanada juga merekrut instruktur ski "berkulit kuning" agar menarik turis China.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×