kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Uni Eropa distribusikan 34 juta dosis vaksin Covid-19 ke lebih dari 30 negara


Jumat, 12 Maret 2021 / 09:59 WIB
Uni Eropa distribusikan 34 juta dosis vaksin Covid-19 ke lebih dari 30 negara
ILUSTRASI. Vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech, Moderna, dan AstraZeneca.


Sumber: Euronews | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Komisi Eropa pada hari Kamis (11/3) merilis laporan yang menyebut bahwa Uni Eropa hingga saat ini telah mendistribusikan hingga 34 juta dosis vaksin Covid-19 ke lebih dari 30 negara di dunia.

Dilansir dari Euronews, Uni Eropa telah mengesahkan lebih dari 249 permintaan ekspor ke 31 negara selama enam minggu terakhir, jumlahnya lebih dari 34 juta dosis.

Komisi Eropa melaporkan bahwa hanya ada satu permintaan yang tidak diberikan. Kasus ini kemungkinan mengacu pada pada keputusan pemerintah Italia untuk memblokir ekspor sekitar 250.000 dosis AstraZeneca ke Australia.

Baca Juga: Australia dan Meksiko tegaskan tetap menggunakan vaksin Covid-19 AstraZeneca

Inggris jadi negara penerima vaksin terbanyak dengan 9,1 juta dosis. Diikuti oleh Kanada (3,9 juta), Meksiko (3,1 juta), Jepang (2,7 juta), Arab Saudi (1,4 juta), Hong Kong (1,3 juta), dan Singapura (1 juta).

Meskipun terlihat memiliki banyak pasokan vaksin buatan sendiri, Uni Eropa menerima banyak kritik karena dinilai terlalu lambat melakukan vaksinasi untuk 27 negara anggotanya.

Euronews mencatat, hanya 10% dari 450 juta populasi Uni Eropa yang sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin. 

Program vaksinasi Uni Eropa dimulai pada akhir Desember lalu dengan menggunakan tiga jenis vaksin, yakni Pfizer-BioNTech, AstraZeneca-Oxford, dan Moderna.

Baca Juga: BPOM perlu kaji lagi vaksin Covid-19 AstraZeneca, ini alasannya



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×