Reporter: Dyah Megasari, BBC |
MARSEILLES. Resesi ekonomi mulai menyebar ke krisis politik. Presiden Prancis Nicolas Sarkozy memperingatkan ancaman disintegrasi yang dihadapi Eropa.
"Bahaya yang dihadapi Eropa tidak pernah sebesar ini," terang Sarkozy dalam pertemuan para politisi kanan-tengah Eropa di Marseilles, Kamis (8/12) menjelang dilangsungkannya KTT Eropa di Brussels.
Ia melihat, ancaman disintegrasi Eropa sangat besar dan diluar perkiraan. Oleh sebab itu, Eropa tengah menghadapi situasi yang sungguh berbahaya.
Pemimpin Prancis ini mengingatkan negara-negara pemakai euro masih memiliki waktu beberapa pekan untuk mengambil keputusan ekstrem. Namun sejatinya, keputusan tersebut tidak bisa ditunda-tunda lagi.
KTT Eropa diadakan untuk mencari jalan keluar atas krisis utang di zona euro. Dalam pertemuan ini, Jerman dan Prancis menggagas perubahan pakta Uni Eropa agar ada peraturan baru yang lebih ketat tentang penggunaan mata uang euro.
Prancis menilai, bila semua negara anggota Uni Eropa tidak mencapai kata sepakat, 17 negara pengguna euro harus mencapai perjanjian sendiri-sendiri.
Belum jelas
Jerman dan Prancis mengusulkan agar Komisi Eropa diberi kewenangan untuk menjatuhkan sanksi kepada negara-negara yang mengalami defisit anggaran dalam jumlah besar.
Seluruh negara pemakai euro juga diminta melakukan perubahan undang-undang di negara masing-masing dengan tujuan mewujudkan anggaran yang lebih berimbang.
Selain itu negara-negara di zona euro akan meningkatkan kerjasama di bidang pajak perusahaan dan transaksi keuangan.
Upaya menawarkan talangan di masa depan, menurut Jerman dan Prancis tidak akan melibatkan investor swasta.
Sepuluh negara Eropa yang tidak menggunakan euro, Inggris salah satunya, khawatir mereka akan terisolir bila 17 pemakai euro menyepakati perjanjian baru seperti yang diusulkan Jerman dan Prancis.
Setelah sempat muncul optimisme, kini beberapa negara menyatakan ragu-ragu akan dicapai kesepakatan penting di KTT Eropa di Brussels,