Reporter: Dyah Megasari, BBC |
FRANKFURT. Setelah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke 1%, European Central bank (ECB) diramal bakal mengumumkan langkah-langkah lebih lanjut untuk menolong perbankan di zona Eropa.
"Pemotongan suku bunga tidak akan membantu pemerintah, tapi akan memutar roda perekonomian Eropa yang nyaris berhenti," ujar Carsten Brzeski dari ING.
Beberapa bank semakin mengandalkan pinjaman darurat dari ECB karena kepercayaan antar bank yang minim menyebabkan perbankan kesulitan mendapat bantuan likuiditas.
Perbankan yang lebih kuat memilih menyimpan dananya di bank sentral ketimbang membantu bank lain yang kekeringan likuiditas.
Pekan lalu, ECB bergabung dengan The Federal Reserve, Bank of England (BoE) dan tiga bank sentral utama untuk menurunkan biaya pinjaman dalam bentuk dollar AS sebesar 50 bps. Artinya, kebijakan itu menjadi ruang gawat darurat bagi perbankan yang menjadi pesakitan.
Langkah enam bank sentral tersebut dinilai sangat mengejutkan dan memicu spekulasi bahwa satu atau lebih bank besar di Eropa berada di titik kehancuran karena ketidakmampuannya mendapatkan dollar AS.
Sementara itu, perbankan di Yunani menghadapi redemption deposito secara besar-besaran lantaran nasabah khawatir bahwa negara itu keluar dari keanggotaan zona euro.
Gubernur Bank Sentral Yunani, Georgios Provolopoulos, pada majalah Der Spiegel mengeluhkan penarikan tersebut menyulitkan perbankan untuk menghidupkan perekonomian Yunani yang tengah mati suri.
ECB akhirnya sepakat membantu perbankan Negeri Dewa menyediakan dana segar untuk menghadapi penarikan secara besar-besaran. Hal ini sebenarnya sangat riskan karena berarti eksposur ECB di perbankan yang tak sehat semakin besar.
Keputusan itu akan menjadi bumerang bagi ECB jika Yunani meninggalkan dari zona euro.