Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BANGKOK. Meski kondisi politik di Thailand masih carut-marut, ternyata hal itu tidak mempengaruhi kinerja perbankan yang saat ini sedang diliputi perasaan cemas akibat bangkrutnya Lehman Brothers Inc.
AIG Retail Bank Plc, salah satunya. Unit usaha dari American International Group Inc. di Thailand ini, menegaskan bahwa pihaknya memiliki aset yang berkecukupan dan tidak terpengaruh oleh masalah yang membuat Pemerintah AS mengambil alih induk usahanya senilai US$ 85 miliar.
Menurut Presiden AIG Retail Bank Charly Madan dalam konferensi pers hari ini, AIG pusat tidak memiliki rencana apa pun terkait penarikan aset dari unit bank di Thailand. Bahkan, AIG berkomitmen untuk terus menyuntikkan dana agar kepercayaan masyarakat kembali tinggi.
Memang, sebelumnya, Gubernur bank sentral Tarisa Watanagase tadi pagi menegaskan bahwa tidak ada satu pun bank di Thailand yang tengah menghadapi masalah akibat guncangan pasar keuangan global yang dipicu oleh kredit perumahan berisiko tinggi AS. Padahal, di Asia, risiko gagal bayar surat utang perusahaan mengalami kenaikan menembus rekor tertinggi yang disebabkan kekhawatiran banyak bank-bank lain yang akan mengalami kolaps setelah bangkrutnya Lehman Brothers Inc.
Catatan saja, saat ini, kekuatan modal atau finansial (capital adequacy ratio) AIG Retail mencapai 24,8%. Sebagai perbandingan, batas standar yang ditetapkan pemerintah adalah 8,5%. Selain itu, laba AIG Retail pada paruh pertama 2008 mencapai 172 juta baht atau setara dengan US$ 5 juta. Total deposit mencapai 19 miliar baht dan total aset sebesar 23 miliar baht.
Sejak beroperasi pada Maret 2007 lalu, perusahaan penyalur kredit secara retail maupun korporasi tersebut hingga saat ini juga sudah memiliki sekitar sepuluh cabang.
Sementara itu, American International Assurance, perusahaan asuransi jiwa terbesar di Thailand, juga melaporkan kondisi perusahaan yang sehat dengan kapitalisasi pasar yang baik dan investasi aset yang tersebar di Thailand.