Sumber: The Straits Times,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Namun, di kota timur Myawaddy, video yang diposting di Facebook menunjukkan polisi berusaha membubarkan demonstran dan tembakan dilepaskan. Tidak diketahui apakah ada korban jiwa.
Meskipun tidak ada laporan konfrontasi lainnya, analis memperingatkan bahwa risiko tindakan keras tetap tinggi.
Selama protes tahun 2007 yang dipimpin oleh para biksu yang dijuluki Revolusi Saffron, junta yang berkuasa saat itu melancarkan serangan hanya setelah beberapa hari.
"Jika mereka merasa sangat terancam oleh kerumunan, mereka akan mengambil tindakan lebih dengan segera," kata analis politik Soe Myint Aung tentang militer, saat dihubungi oleh The Straits Times pada hari Minggu.
Baca Juga: Larangan media sosial meluas, militer Myanmar blokir Twitter dan Instagram
“Tapi dari apa yang saya kumpulkan dari Myawaddy TV yang dikelola tentara, rezim mencoba memberi kesan normal,” tambahnya.
Stasiun televisi yang kini dikomandoi oleh tentara menayangkan pertunjukan tari dan program pendidikan.
Aksi unjuk rasa itu adalah yang terbesar sejak perebutan kekuasaan oleh Panglima Tertinggi Min Aung Hlaing yang menuduh adanya kecurangan besar-besaran dalam pemilihan umum 8 November di mana Partai Liga Nasional untuk Demokrasi Suu Kyi memenangkan 396 dari 476 kursi yang diperebutkan di parlemen.
Ia berjanji akan menggelar pemilu lagi setelah keadaan darurat diberlakukan selama satu tahun.