kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utang Evergrande terhadap investor global dinilai belum terselesaikan


Rabu, 29 September 2021 / 14:53 WIB
Utang Evergrande terhadap investor global dinilai belum terselesaikan
ILUSTRASI. Evergrande. REUTERS/Aly Song


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Ujian berat yang dihadapi China Evergrande Group nampaknya masih akan belum berakhir. Tenggat waktu pembayaran kupon obligasi kepada investor luar negeri pada Rabu (29/9) dinilai masih belum bisa dibayarkan.

"Mereka gagal membayar minggu lalu, saya pikir mereka mungkin akan gagal membayar yang ini. Itu tidak berarti mereka tidak akan membayar, mereka masih punya masa tenggang 30 hari," ujar salah seorang penasihat hukum dari investor luar negeri yang menjadi pemegang obligasi seperti dikutip dari Reuters, Rabu (29/9).

Sekadar informasi, Evergrande memang dikenal sebagai pengembang Cina yang paling banyak utang dengan kewajiban senilai lebih dari US$ 300 miliar atau setara Rp 2.437 triliun. Hal tersebut karena ambisi agresif perusahaan menyimpang jauh dari bisnis intinya hingga akhirnya membuatnya terjerumus. 

Evergrande mulai mengalami masalah setelah Beijing memperketat peraturan untuk mengendalikan utang pengembang properti besar. Beijing mendorong perusahaan mengendalikan utang yang terlalu banyak dan mengurangi spekulasi yang akhirnya membuat banyak perusahaan milik China yang gagal membayar pinjaman.

Baca Juga: Evergrande Kembali Hadapi Jatuh Tempo Kupon Obligasi Dolar AS Hari Ini

Evergrande telah dijadwalkan untuk membayar bunga obligasi senilai US$ 47,5 juta pada obligasi berdenominasi dolar yang banyak dimiliki oleh investor global. Selain itu, mereka juga memiliki kewajiban membayar obligasi berdenominasi yuan senilai US$ 83,5 juta yang gagal dibayarkan pada pekan lalu.

Hanya saja, perusahaan dikabarkan telah bernegosiasi secara pribadi dengan pemegang obligasi dalam negeri untuk menyelesaikan pembayaran kupon terpisah pada obligasi berdenominasi yuan.

Sejatinya, Evergrande telah berupaya untuk melunasi utang-utangnya tersebut dengan menjual beberapa aset yang dimilikinya. Terbaru, mereka berencana untuk menjual saham yang dimilikinya senilai 9,99 miliar yuan setara US$ 1,5 miliar di Shengjing Bank Co Ltd.

Namun, Bank Shengjing menuntut agar semua hasil bersih dari pelepasan diterapkan untuk menyelesaikan kewajiban keuangan di bank tersebut yang selama ini menjadi pemberi pinjaman.

Langkah ini menggarisbawahi bagaimana Evergrande dinilai akan memprioritaskan kreditor domestik daripada pemegang obligasi luar negeri.

Gagalnya Evergrande pada kewajiban pembayaran luar negeri pun telah membuat investor global bertanya-tanya apakah mereka harus menelan kerugian besar ketika masa tenggang 30 hari berakhir untuk minggu lalu dan tenggat waktu pembayaran kupon hari Rabu.

Beijing juga sudah mendorong perusahaan milik pemerintah dan pengembang properti yang didukung negara seperti China Vanke Co Ltd untuk membeli beberapa aset Evergrande.

Harapannya, pembelian aset akan menangkal atau setidaknya mengurangi kerusuhan sosial yang dapat terjadi jika Evergrande mengalami keruntuhan yang berantakan.

Awal pekan ini, bank sentral China telah berjanji untuk melindungi konsumen yang terpapar pasar perumahan, tanpa menyebutkan Evergrande, dan menyuntikkan lebih banyak uang ke dalam sistem perbankan.

Kabar itu menjadi angin segar bagi saham di sektor properti. Saham Evergrande pun sempat naik 15% berkat dorongan tersebut.

Selanjutnya: Lunasi Utang ke Bank, Evergrande Lepas Kepemilikannya ke Perusahaan Milik Negara




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×