Sumber: The Straits Times,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Pimpinan bank sentral Singapura mengatakan sebanyak 20% ekonomi Negeri Merlion menghadapi "luka dalam" akibat pandemi virus corona.
Melansir The Strait Times, menurut Ravi Menon, direktur pelaksana Monetary Authority of Singapore (MAS), industri penerbangan dan pariwisata berada dalam kondisi mengkhawatirkan, terutama dengan pemulihan yang diperkirakan lambat. Hal itu diungkapkan oleh Menon pada acara virtual yang diselenggarakan oleh Institute of International Finance, Senin (12/10/2020).
"Apa yang akan terjadi pada industri itu jika pesawatnya belum terbang, pilotnya belum terbang selama berbulan-bulan?" kata Menon. "Ini tidak seperti mengambil cuti setelah dua bulan. Ketika Anda mengambil cuti dua tahun, kondisinya akan sangat berbeda."
Ekonomi Singapura yang sangat bergantung pada perdagangan itu, sudah berada dalam jurang resesi. Menurut perkiraan resmi, ekonomi Singapura akan menghadapi kondisi terburuk dengan kontraksi sekitar 5% hingga 7% tahun ini. Pemerintah telah mengalokasikan sekitar US$ 100 miliar dalam bentuk stimulus untuk meredam pukulan bagi bisnis dan membantu menyelamatkan lapangan pekerjaan.
Baca Juga: Perjalanan RI-Singapura kembali dibuka hanya berlaku dengan ketentuan ini
Di sisi lain, lanjut Menon, dia melihat banyak perubahan positif dalam ekonomi digital, dan bahwa ada kesadaran yang lebih besar tentang keberlanjutan yang telah selaras dengan "daftar tugas terbesar" MAS dalam upaya lingkungan, sosial, dan tata kelola, atau ESG.
"Lucunya, pandemi telah membuat kita semua lebih sensitif dan sadar betapa rentannya kita terhadap kekuatan alam," katanya kepada Bloomberg.