kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.889   41,00   0,26%
  • IDX 7.204   63,03   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,63   1,34%
  • ISSI 221   0,93   0,42%
  • IDX30 449   6,38   1,44%
  • IDXHIDIV20 540   5,74   1,07%
  • IDX80 127   1,43   1,14%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

Wah, Amazon Naikkan Gaji Pokok Karyawannya Lebih dari 100%


Selasa, 08 Februari 2022 / 16:34 WIB
Wah, Amazon Naikkan Gaji Pokok Karyawannya Lebih dari 100%
ILUSTRASI. Logo Amazon. REUTERS/Pascal Rossignol/File Photo


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Persaingan pasar tenaga kerja di perusahaan-perusahaan teknologi tampaknya semakin ketat. Untuk bisa semakin bertumbuh ke depan, perusahaan-perusahaan besar tentu harus bisa mempertahankan talenta-talenta terbaiknya. 

Persaingan itu juga dirasakan oleh perusahaan-perusahaan raksasa teknologi dunia. Untuk bisa mempertahankan telenta-talenta terbaiknya, perusahaan mulai menaikkan gaji para karyawannya. 

Amazon.com Inc misalnya memutuskan menaikkan gaji pokok maksimum karyawannya dari semula US$ 160.000 atau sekitar Rp 2,27 miliar menjadi US$ 350.000 atau setara Rp 4,97 miliar.

“Tahun lalu kami telah melihat pasar tenaga kerja yang sangat kompetitif. Setelah melakukan analisis menyeluruh dari berbagai opsi, menimbang ekonomi bisnis  kami dan kebutuhan untuk tetap kompetitif untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik, kami memutuskan untuk membuat peningkatan yang lebih besar pada tingkat kompensasi daripada yang biasa kami lakukan tahun-tahun sebelumnya," tulis perusahaan dalam memo kepada karyawannya seperti dikutip Bloomberg, Seni (7/2).

Baca Juga: PM Selandia Baru: Omicron Tidak akan Jadi Varian Terakhir, Ini Belum Berakhir

Amazon juga mengatakan telah meningkatkan kisaran kompensasi sebagian besar pekerjaan secara global dan mengubah waktu pemberian saham agar selaras dengan promosi.

Seperti banyak perusahaan besar, Amazon telah berjuang untuk mempekerjakan dan mempertahankan pekerja akhir-akhir ini. Perusahaan telah lama mengandalkan penghargaan saham, bertaruh bahwa hal itu dapat menarik pekerja untuk mengambil posisi bahkan jika gaji pokoknya rendah. 

Namun, saham Amazon tidak banyak bergerak tahun lalu dan hanya naik hanya 2,4% di saat indeks S&P 500 melonjak 27%. Strategi pemberian bonus lewat saham menjadi tidak menarik lagi. 

Laporan media menunjukkan tingkat turnover level manajemen di Amazon telah mencapai tingkat krisis. Tahun lalu telah mencapai rekor dimana 50 pengisi jabatan vice president telah mengundurkan diri.

Raksasa e-commerce ini telah mempekerjakan 1,6 juta karyawan secara global hingga 31 Desember 2021, termasuk pekerja gudang yang dibayar per jam dan staf kantor yang mendapatkan gaji tahunan. Amazon menolak untuk mengatakan berapa banyak karyawan yang akan menerima kenaikan gaji yang diumumkan pada hari Senin.

Baca Juga: Respons Putin setelah Bertemu Macron soal Ketegangan dengan Ukraina

Amazon membayar pekerja gudang setidaknya US$15 per jam dan pada bulan September mengatakan telah menaikkan upah rata-rata untuk karyawan ini menjadi US$18 per jam. Selama pandemi, perusahaan telah menghabiskan banyak uang untuk operasi logistiknya, mempekerjakan ratusan ribu orang dan membayar bonus kepada rekrutan baru.

Investor telah dengan hati-hati mengamati kenaikan biaya Amazon dan menyatakan kelegaan ketika perusahaan melaporkan kuartal keempat yang kuat minggu lalu dan mengatakan langganan Prime tahunan akan naik US$ 20 menjadi US$ 139. 



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×