Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WELLINGTON. Pandemi Covid-19 tidak akan berakhir dengan varian Omicron dan Selandia Baru harus mempersiapkan lebih banyak varian virus corona tahun ini, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan pada Selasa (8/2).
Peringatan Ardern datang ketika ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung parlemen di Wellington, ibu kota Selandia Baru, menuntut pengakhiran pembatasan kegiatan dan kewajiban vaksin Covid-19.
"Ketua Parlemen, saran dari para ahli adalah Omicron tidak akan menjadi varian terakhir yang akan kita hadapi tahun ini," kata Ardern kepada anggota Parlemen Selandia dalam pidato yang disiarkan langsung.
"Ini belum berakhir. Tapi, bukan berarti kita tidak bisa bergerak maju. Dan terus membuat kemajuan. Dan begitulah kita," ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Deteksi 37 Kasus Covid-19, Kota Berpenduduk 3,6 Juta di China Ini Lockdown
Pemerintahan Ardern telah memberlakukan beberapa pembatasan terberat di Selandia Baru selama dua tahun terakhir, ketika pemerintah berusaha mencegah penyebaran virus corona termasuk varian Omicron.
Kebijakan tersebut membantu menjaga kasus dan kematian di Selandia Baru tetap rendah. Negara berpenduduk lima juta orang tersebut sejauh ini memiliki sekitar 18.000 kasus dan 53 kematian akibat Covid-19.
Tapi, itu tetap membuat marah banyak orang yang menghadapi isolasi rumah tanpa akhir, dan puluhan ribu ekspatriat Selandia Baru yang terputus dari keluarga di rumah karena perbatasan tetap disegel.
Langkah-langkah tersebut juga telah menghancurkan bisnis Selandia Baru yang bergantung pada wisatawan internasional.
Ardern mengatakan kepada Radio New Zealand, puncak kasus Omicron di Selandia Baru bisa terjadi pada Maret nanti dengan infeksi harian berkisar antara 10.000 dan 30.000.