Sumber: BBC | Editor: Asnil Amri
SEOUL. Korea Utara (Korut) tetap mempertahankan rencana pengiriman roket bulan ini, meskipun dikecam oleh sejumlah negara. Pengiriman roket luar angkasa itu merupakan yang kedua, setelah roket sebelumnya gagal mengorbit bumi.
Kantor berita utama Korea Selatan, Yonhap, melaporkan, Korea Utara telah memasang bagian pertama dari tiga rangkaian tahap roket di tempat peluncuran. "Dengan pemasangan ini, maka Korea Utara telah memulai persiapan peluncuran rudal jarak jauh," kata seorang pejabat pemerintah Korea Selatan.
Yonhap juga melaporkan, Korea Utara telah memberitahukan sejumlah negara tetangga tentang rencana peluncuran. "Korea Utara telah memberitahukan otoritas penerbangan di sejumlah negara termasuk Jepang yang terancam mengalami bahaya...tentang jadwal dan perkiraan jalur yang dilalui," lapor Yonhap mengutip seorang pejabat Korea Selatan.
Korea Utara menegaskan, peluncuran roket tersebut dilakukan untuk mengirimkan satelit ke ruang angkasa. Sementara itu, China, sekutu utama Korea Utara mengatakan, negara itu harus mematuhi larangan PBB tentang uji coba rudal balistik.
China juga menyerukan kepada semua pihak untuk meredam ketegangan yang terjadi. "Kami sangat prihatin dengan pengumuman Korea Utara yang akan meluncurkan roket. Namun, Korea Utara mempunyai hak atas angkasa luar untuk tujuan damai, tetapi hak ini dibatasi oleh resolusi Dewan Keamanan PBB," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Hong Lei.
Rusia juga menyerukan kepada Korea Utara untuk membatalkan rencana. Pada Sabtu (01/12) Korea Utara mengumumkan akan meluncurkan roket jarak jauh kedua tahun ini antara tanggal 10 hingga 22 Desember.
Wartawan BBC di Korea Selatan Lucy Williamson melaporkan rencana peluncuran roket diperkirakan bisa terjadi pekan depan.