kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.339   1,00   0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Warga Eropa Bakal Bayar Gas Lebih Mahal, Kecuali Jika Ukraina Melakukan Ini


Jumat, 30 Agustus 2024 / 08:29 WIB
Warga Eropa Bakal Bayar Gas Lebih Mahal, Kecuali Jika Ukraina Melakukan Ini
ILUSTRASI. Kremlin mengatakan, konsumen Eropa akan menghadapi harga gas yang lebih mahal REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Kremlin mengatakan, konsumen Eropa akan menghadapi harga gas yang lebih mahal, kecuali Kyiv setuju untuk memperpanjang kesepakatan transit gas Rusia melalui Ukraina setelah berakhir pada 31 Desember 2024 mendatang.

Mengutip Reuters, Ukraina telah berulang kali mengatakan tidak memiliki rencana untuk melakukan kesepakatan transit gas baru dengan Rusia di tengah konflik militer yang sedang berlangsung.
 
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan dalam panggilan konferensi harian bahwa jika Kyiv tidak memperpanjang kesepakatan, Rusia dapat menemukan rute alternatif, seperti hub gas Turki yang direncanakan.
 
"Ada rute (lain), tetapi, tentu saja, keputusan seperti itu oleh pihak Ukraina akan menyebabkan kerusakan serius pada kepentingan konsumen Eropa, mereka yang masih ingin membeli gas Rusia yang lebih terjamin dan lebih terjangkau," kata Peskov.
 
 
Dia juga mengatakan bahwa Eropa harus membayar lebih mahal untuk gas dari penjual lain, termasuk gas alam cair yang dipasok oleh Amerika Serikat.
 
Sebagian besar penerima gas Rusia melalui Ukraina mengatakan bahwa mereka telah bersiap menghadapi penghentian aliran pada akhir tahun ini. Yaitu saat kesepakatan transit antara Ukraina dan Rusia berakhir. Hal ini mengingat Ukraina telah mengatakan tidak ingin memperbaruinya.
 
Pilihan lain adalah Gazprom memasok sebagian gas melalui rute lain, misalnya melalui TurkStream, Bulgaria, Serbia, atau Hungaria. Namun, kapasitas melalui rute ini terbatas.
 
 
Uni Eropa dan Ukraina juga telah meminta Azerbaijan untuk memfasilitasi diskusi dengan Rusia terkait kesepakatan transit gas.

Selanjutnya: Bursa Asia Menguat di Pagi Ini (30/8), Ini Sentimen yang Menopangnya

Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian 30 Agustus, Antam dan UBS Kompak Naik Rp 2.000




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×