Sumber: businessinsider.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Miliarder Korea Selatan dan Bos Samsung, Lee Kun-hee meninggal dunia pada hari Minggu pada usia 78 tahun setelah Lee dirawat karena sakit dalam waktu lama.
Yang menarik, Lee pernah menjadikan investor kawakan dan CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffett pemegang saham Samsung. Ini sesuatu yang menarik, karena Buffett sangat jarang mau berinvestasi di perusahaan di luar AS.
Ayah Lee, Lee Byung-chull mendirikan Samsung sebagai perusahaan pengekspor ikan, buah dan mi pada tahun 1938.
Kemudian pada tahun 1987, Lee mengambil alih kendali perusahaan itu dan mengembangkan perusahaan itu menjadi perusahaan konglomerat global dengan bisnis yang lebih luas di sektor eletronik, microchip, peralatan rumah tangga, peralatan medis, asuransi jiwa, pembuatan kapal dan taman hiburan.
Baca Juga: Warren Buffett mencetak keuntungan US$ 1 miliar dari saham Snowflake
Ada kesamaan antara Lee dan Buffett waktu itu, yakni keduanya memiliki sejumlah bisnis di berbagai sektor seperti asuransi, energi, manufaktur, konstruksi, transportasi dan ritel.
Berkshire juga memegang saham Apple, Bank of America, Coca Cola, American Express dan sejumlah perusahaan publik lainnya.
Kesamaan kedua konglomerat itu mungkin sebagai faktor dalam keputusan Buffett untuk berinvestasi di Sambung, meskipun tetap berpegang pada bisnis perusahaan di Amerika untuk sebagian besar karir investasinya. Buffett mengungkapkan taruhan investasi di luar negeri yang langka tersebut dalam wawancara dengan CNBC pada 2018.
Berkshire membeli dalam jumlah yang wajar saham Samsung saat diperdagangkan dengan harga sekitar 1 juta won atau setara US$ 886 per saham. Harga itu setara dengan 20.000 won setelah pemecahan saham pada tahun 2018.
Baca Juga: Kekayaan orang terkaya Eropa, Bernard Arnault, bertambah Rp 117 triliun dalam sepekan
Buffett mengaku tertarik membeli saham Samsung karena valuasi perusahaan Korea Selatan itu rendah dan neracanya yang kuat dan prospek pembeli kembali saham. "Itu sangat murah," kata Buffett.
"Mereka punya banyak uang tunai. Mereka tidak melakukan banyak pembelian saham mereka, tetapi mereka telah membicarakannya." "Itu perusahaan yang besar, kuat, dan bagus," tambahnya.