kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Waspada Asia! Inflasi akan menyerang...


Kamis, 03 Januari 2013 / 14:09 WIB
Waspada Asia! Inflasi akan menyerang...
ILUSTRASI. 4 Rekomendasi Serum Mengatasi Flek Hitam, Tidak Mahal!


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SINGAPURA. Salah seorang ekonom independen Asia Andy Xie mengingatkan, meski saat ini tingkat inflasi di Asia cenderung terkontrol, namun, harga di kawasan regional berpotensi menanjak lagi. Dia bilang, India dan negara-negara Asia Tenggara akan mencatat kenaikan tertinggi.

Xie juga menambahkan, rendahnya pertumbuhan ekonomi memang cukup meredam tingkat inflasi. Namun, adanya sinyal pemulihan ekonomi Asia dikombinasikan dengan pelonggaran kebijakan oleh bank sentral Asia dalam dua tahun terakhir akan mendorong lonjakan harga dalam beberapa bulan ke depan.

"Pada akhirnya, akan banyak uang yang beredar. Cukup rasional jika memprediksi Inflasi," ujar Xie, yang juga mantan chief Asia-Pacific economist Morgan Stanley. Dampak inflasi terbesar akan dirasakan India. Demikian pula Indonesia dan Thailand.

Menurutnya, tingkat inflasi di India akan naik hingga 10%. Sementara, di negara-negara Asia Tenggara, kenaikannya akan di atas 5%. Untuk China, Xie meramal, tingkat inflasi akan naik ke level 4%, melonjak dua kali lipat dari posisi sekarang.

Ada sejumlah pertanda yang menunjukkan harga barang-barang mulai merangkak naik di kawasan Asia. Salah satunya, inflasi konsumen tahunan China yang rebound dari level terendah dalam 33 tahun terakhir menjadi 2% pada November. Sementara, data dari Thailand dan Indonesia menunjukkan, tingkat inflasi terus menanjak pada Desember.

 

 




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×