kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

WHO cari orang-orang terbaik untuk penyelidikan patogen yang picu pandemi berikutnya


Sabtu, 21 Agustus 2021 / 11:13 WIB
WHO cari orang-orang terbaik untuk penyelidikan patogen yang picu pandemi berikutnya
ILUSTRASI. Dalam 20 tahun terakhir, dunia memiliki banyak patogen muncul atau muncul kembali: SARS, MERS, flu burung yang berbeda, Zika, demam kuning, dan tentu saja SARS-CoV-2. REUTERS/Denis Balibouse.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. WHO mengatakan pada Jumat (20 Agustus), sedang mencari orang-orang terbaik untuk penyelidikan patogen ancaman tinggi baru yang melompat dari hewan ke manusia dan bisa memicu pandemi berikutnya.

Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Asal-usul Patogen Novel yang WHO bentuk juga akan meninjau kemajuan studi selanjutnya tentang asal-usul virus corona baru SARS-CoV-2 yang muncul di China pada akhir 2019.

"Kita perlu membawa orang-orang terbaik di sini. Dan, itu perlu multi-disiplin," kata Maria van Kerkhove, Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kepada Reuters.

Panel, yang diumumkan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Juli lalu, akan terdiri dari 25 ahli yang akan bertemu pertama kali secara virtual pada akhir September nanti.

Baca Juga: Malaysia laporkan 23.564 kasus COVID-19, rekor tertinggi harian baru

"Dalam 20 tahun terakhir, kita memiliki banyak patogen muncul atau muncul kembali: SARS, MERS, flu burung yang berbeda, Zika, demam kuning, dan tentu saja SARS-CoV-2," ujar van Kerkhove.

Van Kerkhove, ahli epidemiologi asal Amerika Serikat dan pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, mengingatkan, butuh lebih dari satu tahun untuk menetapkan unta dromedaris adalah sumber perantara Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) yang dibawa oleh kelelawar.

Menurut dia, kelompok penasihat baru akan menyusun kerangka kerja global untuk studi ke hewan, manusia, makanan, lingkungan, keamanan hayati, dan protokol untuk audit laboratorium ketika patogen baru muncul.

"Mengingat geopolitik dari semua ini, kami ingin memastikan bahwa kami memiliki kerangka teknis dan ilmiah yang sangat solid untuk pandemi berikutnya, karena akan ada pandemi berikutnya," katanya.

Selanjutnya: WHO minta negara kaya tak terburu-buru gunakan booster vaksin Covid-19



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×