Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Varian Omicron yang lebih menular tampaknya menyebabkan penyakit yang lebih ringan dari Delta, tetapi tidak boleh dikategorikan sebagai ringan, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menegaskan pada Kamis (6/1).
Janet Diaz, Pimpinan WHO untuk Manajemen Klinis, mengatakan, studi awal menunjukkan ada penurunan risiko rawat inap dari varian Omicron yang pertama kali teridentifikasi di Selatan Afrika dan Hong Kong pada November lalu dibanding Delta.
"Tampaknya, juga ada penurunan risiko keparahan pada orang yang lebih muda dan lebih tua," katanya pada konferensi pers dari kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss, seperti dikutip Reuters.
Pernyataan tentang pengurangan risiko penyakit parah berpadu dengan data lain, termasuk studi dari Afrika Selatan dan Inggris, meskipun Diaz tidak memberikan perincian lebih lanjut tentang studi atau usia kasus yang dianalisis.
Baca Juga: Varian Omicron Menyebar Cepat bak Kilat, Muncul Gejala Baru yang Aneh Ini
Dampak pada orangtua adalah salah satu pertanyaan besar yang belum terjawab tentang varian Omicron, karena sebagian besar kasus yang dipelajari sejauh ini terjadi pada orang yang lebih muda.
"Meskipun Omicron tampaknya tidak terlalu parah dibanding Delta, terutama pada mereka yang divaksinasi, itu tidak berarti Omicron harus dikategorikan sebagai ringan," kata Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers yang sama.
"Sama seperti varian sebelumnya, Omicron bisa menyebabkan orang dirawat di rumah sakit dan meninggak," tegasnya, seperti dilansir Reuters.
Dia memperingatkan "tsunami" kasus ketika infeksi global melonjak ke rekor tertinggi yang dipicu oleh varian Omicron dan Delta, sistem perawatan kesehatan kewalahan, dan pemerintah berjuang untuk menjinakkan virus corona.