Reporter: Dharmesta | Editor: Catur Ari
Willard Mitt Romney bertekad menjadi penantang Obama sebagai calon Presiden Amerika Serikat dalam Pemilu 2012 kelak. Berbekal kesuksesannya merestrukturisasi banyak perusahaan AS, pengusaha dengan kekayaan US$ 250 juta ini menjadi kandidat calon presiden terkuat dari Partai Republik. Tapi, peruntungan Romney sebagai bakal calon presiden ini ditentukan oleh perbaikan ekonomi Amerika Serikat, isu Romney Care dan agama yang dia anut.
Sukses sebagai pebisnis tak membuat Willard Mitt Romney berpuas diri. Mantan Gubernur Massachusettes, Amerika Serikat (AS) tahun 2003-2007 ini membuat gebrakan dengan mengumumkan pencalonannya sebagai bakal calon Presiden AS dari Partai Republik 12 April 2011 lalu. Dengan slogan: Believe in America, lelaki dengan kekayaan sekitar US$ 250 juta ini siap menjadi penantang kuat Presiden AS Barack Obama.
Dalam video pernyataan pencalonan dirinya yang ditayangkan di Youtube, Romney menuduh pemerintahan Obama tidak becus mengurus ekonomi AS. Sebanyak 30% penduduk Amerika kini menjadi pengangguran. Padahal, Amerika terkenal sebagai negara yang paling kreatif dan produktif di dunia. Karena itu, ia merasa harus mencalonkan diri.
Dalam sebuah wawancara, Romney mengatakan, kondisi ekonominya tidak bertumbuh lantaran Gubernur Bank Sentral Amerika The Fed Ben Bernanke serta penasihat ekonomi Obama lainnya adalah kalangan akademisi. Alhasil mereka tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya di lapangan dan bagaimana mengatasinya.
Saat ditanya siapa yang akan didepak seandainya dia menjadi Obama, dengan lantang Romney menjawab, Obama layak ia depak dari kursinya. Dia lantas menonjolkan pengalamannya sebagai pengusaha sukses yang berhasil merestrukturisasi banyak perusahaan di seluruh Amerika melalui Bain Capital. Ini adalah perusahaan konsultasi dan investasi milik Romney.
Memang, Mitt Romney adalah bakal calon Presiden AS dari Partai Republik yang paling diunggulkan saat ini. Padahal, empat tahun lalu, statusnya sebagai pebisnis membuatnya kalah dalam pemilihan bakal calon presiden dari Partai Republik. Mitt Romney yang menghabis dana US$ 90 juta untuk berkampanye harus menerima kekalahan dari John Mccain. Mitt Romney kalah karena rakyat Amerika marah melihat rakusnya korporasi dalam mengeruk keuntungan dari perusahaan lain. Bain Capital dikritik karena meminta fee manajemen yang besar di awal kontrak dengan perusahaan.
Banyak analis mengatakan, salah satu peruntungan Romney ditentukan kemampuan Obama menangani ekonomi Amerika. Romney juga harus menjauhkan diri dari Isu Romney, yakni kampanye layanan kesehatan yang diluncurkan saat ia jadi gubernur Massachusettes pada 2006.
US News menulis, pada 2006, layanan kesehatan tersebut memang membuka kesempatan Romney menuju Pemilu 2008. Tapi kesempatan ini berubah karena warga AS melihat banyak kesamaan antara Romneycare dan Obamacare yang diluncurkan Obama tahun 2010. Salah satu kemiripannya adalah kewajiban semua orang mempunyai asuransi kesehatan. Poin ini yang membuat Obamacare jadi topik yang paling banyak diperdebatkan warga AS.
Isu lain adalah agama. Mitt Romney bergabung dalam denominasi gereja Latter Day Saints (LDS) atau Mormon. Penganutnya percaya, sang pendiri LDS, Joseph Smith Jr pernah didatangi Tuhan pada tahun 1820. Masalahnya, denominasi gereja terbesar di Amerika adalah Southern Baptism - yang 98% pengikutnya berada di 13 negara bagian di Selatan, dan Iowa yang merupakan daerah pemilihan pertama didominasi Evangelis. Buru-buru Romney berkata, seorang kandidat presiden tidak seharusnya menjadi juru bicara agama yang dianutnya.
Romney bertekad menang dalam pemilihan presiden kelak. Ia tidak ingin seperti ayahnya, George Wilcken Romney, pengusaha sukses yang menjadi gubernur Michigan dari 1962-1968, tapi kalah dalam pemilu presiden tahun 1968.
(Bersambung)













