Sumber: Reuters | Editor: Dessy Rosalina
WASHINGTON. Tinggalkan sejenak kisruh ekonomi politik terkait batas atas utang Amerika Serikat (AS) alias debt ceiling. Mari mengintip babak baru di tubuh Bank Sentral AS (The Fed). Rabu sore waktu Washington (9/10), Presiden AS Barack Obama resmi mengumumkan calon penerus Bernanke sebagai Gubernur The Fed kepada publik.
Seperti yang diduga, pilihan Obama jatuh kepada Janet Yellen, perempuan yang saat ini mengisi kursi nomor dua di The Fed. Di tengah peristiwa penghentian operasional AS (shutdown), penunjukkan resmi Obama terhadap Yellen bagai angin segar bagi penghuni Wall Street. Sejak awal, pelaku pasar memang terlihat berpihak kepada Yellen.
Pasalnya, Yellen sebagai Deputi Gubernur The Fed dianggap bakal menempuh kebijakan yang sama dengan Bernanke. Analis memprediksi, Yellen bakal pro pasar. Yellen bakal mengadopsi kebijakan Bernanke yang mematok suku bunga acuan di level rendah sekaligus mendukung stimulus.
Di tengah ketidakpastian perekonomian AS, kalangan pasar menginginkan penerus Bernanke adalah sosok yang tidak gegabah melakukan perubahan kebijakan. "Syukurlah Yellen resmi menjadi kandidat. Di situasi ekonomi sekarang, tidak ada yang menginginkan perubahan di The Fed," ujar Dan Fuss, Analis Loomis Sayles di Boston.
Dukungan penuh
Konsensus menilai, penunjukkan Yellen sebagai penerus Bernanke bakal mendapat persetujuan Senat AS. "Dia akan mendapat banyak dukungan," ujar Charles Schumer, Senator dari Partai Demokrat di New York. Sebelum penunjukkan resmi, dukungan telah mengalir ke perempuan berusia 67 tahun ini. Yellen mengantongi suara dari 20 anggota Senat Demokrat yang menandatangani surat dukungan pada 26 Juli lalu dan mengirimkannya kepada Obama.
Namun, bukan berarti Yellen tidak mendapat perlawanan. "Saya menentang Yellen nominasi asli untuk Fed pada tahun 2010 karena kebijakan moneternya yang tidak terlalu menggubris inflasi," kata Bob Corker, Senator Republik dari Tennessee. Richard Shelby, Senator Republik dari Alabama mengatakan, catatan buruk Yellen adalah kecenderungan untuk mencetak uang atau stimulus. Sebagai gambaran, Yellen harus mampu menggalang 60 suara dari total suara di Senat AS yang berjumlah 100 kursi. Demokrat menguasai 54 kursi.
Andai proses pemilihan di Senat berjalan mulus, profesor University of California, Berkeley ini akan menduduki tahta Gubernur The Fed di awal tahun 2014. Masa jabatan Bernanke usai pada 31 Januari 2014. Yellen muncul sebagai kandidat terkuat pasca kandidat lain, yakni Lawrence Summers mengundurkan diri atas desakan politik.