Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Perusahaan asal California Zoom Video Communications yang trending selama pandemi virus corona lantaran aplikasi meeting jarak jauhnya menjadi pusat komunikasi global kini terseret dalam pertempuran politik di Amerika Serikat dan China.
Mengutip Reuters, Sabtu (13/6), bahkan sebelum Zoom mendapat kecaman dari anggota parlemen AS tentang hubungannya dengan China pekan ini, pihaknya telah mempersiapkan diri untuk masalah politik.
Perusahaan yang berbasis di California ini baru baru ini membawa beberapa pelobi, termasuk mantan pejabat kampanye Trump dan seorang mantan pejabat Gedung Putih menjadi dewan direksi.
Baca Juga: Zoom menutup sementara akun aktivis berbasis di AS setelah acara Tiananmen
Bulan ini, Zoom membekukan akun tiga aktivis AS dan Hong Kong atas permintaan Beijing setelah mereka mencoba memperingati ulang tahun penumpasan Lapangan Tiananmen 1989. Kemudian pada hari Kamis, tiga anggota parlemen AS meminta Zoom untuk mengklarifikasi praktik pengumpulan data dan hubungannya dengan pemerintah China.
"Agar lebih jelas, akun mereka telah dipulihkan, dan ke depan, kami akan memiliki proses baru untuk menangani situasi yang sama," kata Zoom, Kamis.
Aplikasi mobile Zoom telah diunduh 5,4 juta kali dari Apple store di Cina sejak 1 Januari, 11 kali lipat dari periode yang sama pada 2019, menurut perusahaan riset SensorTower.
Sebelumnya musim semi ini, Zoom mengajukan keluhan tentang "zoombombing," di mana orang akan menyuntikkan pidato kebencian dan penghinaan rasis ke dalam pertemuan kelas dan pertemuan lainnya.
Pada bulan Mei, Zoom mengatakan merekrut David Urban dari American Continental Group, yang mengepalai kampanye sukses Presiden Donald Trump dan berada di Komite Penasihat Trump 2020. Zoom juga menambahkan Letjen H.R McMaster, mantan penasihat keamanan nasional Trump, ke dewan.
Juru bicara Zoom mengatakan, pada bulan April Zoom mengatakan telah merekrut perusahaan lobi Mehlman Castagnetti, Rosen dan Thomas. Zoom juga mempekerjakan Cohen Group, kata juru bicara perusahaan.
Baca Juga: Fakta Seputar Zoom yang Untung Besar Berkat Corona
ACG dan Cohen tidak menanggapi permintaan komentar. Mehlman Castagnetti menolak berkomentar.
Ditanya tentang surat-surat dari anggota parlemen, Zoom mengatakan: "Kami menghargai ajaran yang kami terima dari berbagai pejabat terpilih dan berharap untuk terlibat dengan mereka. "