kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,11   -8,38   -0.91%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS kaji pakta dagang dengan Korsel


Rabu, 19 April 2017 / 11:18 WIB
 AS kaji pakta dagang dengan Korsel


Reporter: Mona Tobing | Editor: Rizki Caturini

SEOUL. Hubungan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan Korea Selatan (Korsel) dalam kondisi pasang surut. Kesepakatan perdagangan bebas antar kedua negara yang berlaku setiap lima tahun sekali, akan ditinjau ulang dan direformasi oleh AS.

Bloomberg melaporkan, Wakil Presiden AS Mike Pence dalam kunjungan bisnisnya di Seoul, Selasa (18/4), menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump menginginkan perdagangan yang bebas dan adil. "Kami meninjau semua perjanjian perdagangan Amerika Serikat di seluruh dunia, untuk memastikan mendapat keuntungan," tegas Pence.

Pence juga mengkritik kesenjangan perdagangan antara AS dan Korsel, serta menyebut terlalu banyak hambatan yang masuk bagi bisnis AS. Meskipun menjadi mitra dagang terbesar keenam AS, Korsel sebagai salah satu negara yang disebut-sebut sebagai manipulator mata uang oleh Departemen Keuangan AS. Korsel juga dianggap sebagai negara beresiko dan kerap berperilaku tidak adil.

Negeri Paman Sam menilai, pakta perdagangan AS dan Korsel yang mulai berlaku lima tahun lalu telah merusak industri otomotif di AS. Kondisi tersebut telah memicu keluarnya maklumat Trump yang meminta penyelidikan terhadap Korsel atas dugaan pelanggaran perjanjian perdagangan.

Berdasarkan data resmi yang dirilis Korea Automobile Manufacturers Association, ekspor kendaraan asal Korsel ke AS pada tahun 2016 sejatinya membukukan penurunan sebanyak 9,5%. Jumlahnya kini menjadi sekitar 964.432 unit. Sementara impor mobil dari AS ke Korsel, naik cukup besar yakni mencapai 22% menjadi 60.099 unit.

Meski begitu, secara total AS masih membukukan defisit perdagangan terhadap Korsel. Bahkan, jumlah defisit perdagangan kian melebar dari tahun ke tahun.

Data resmi yang berhasil dihimpun Reuters menyebutkan, sebelum perjanjian perdagangan bebas antara kedua negara berlaku pada tahun 2012, surplus perdagangan Korsel atas AS mencapai US$ 11,6 miliar di tahun 2011. Namun dalam tempo lima tahun berikutnya atau tepatnya di tahun 2016, surplus yang berhasil dicetak Korsel atas perdagangan dengan AS melejit dua kali lipat menjadi US$ 23,2 miliar.

Data ini tampaknya mem buat pemerintahan Trump menjadi berang dan mencoba membenahi kondisi yang tidak menguntungkan tersebut. Pemerintah AS sendiri mengklaim, ada terlalu banyak hambatan bagi bisnis AS di Korsel.

Tingkatkan transaksi

Menanggapi permintaan Pence, pengusaha dan pejabat Pemerintah Korsel berjanji akan meningkatkan peluang bisnis. CEO GM Korea, James Kim mengatakan masih ada peluang untuk meningkatkan kesepakatan perdagangan bebas antara kedua negara.

"Kami akan mengurangi standar Korea yang selama ini terbilang unik, agar lebih banyak pembelian produk kami yang dibuat di Amerika," kata Kim seperti dikutip Reuters.

Korsel juga akan mengumumkan rencana mengimpor produk-produk energi yang lebih besar dari AS. Plus, mendorong perusahaan-perusahaan di Korsel untuk menanamkan investasi lebih besar ke AS.

Hal itu merupakan kesepakatan dari pertemuan Menteri Perdagangan Korsel dan Menteri Perdagangan AS, yang pada awal Maret lalu telah sepakat mengembangkan perjanjian dagang. Harapannya tentu saja agar dapat mencapai hubungan perdagangan saling menguntungkan.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×