Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pada Kamis (25/4/2024), Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melakukan inspeksi uji coba peluncuran roket ganda 240 mm yang diproduksi oleh unit industri pertahanan yang baru didirikan.
Berita tersebut dilaporkan oleh kantor berita Korea Utara KCNA pada Jumat (26/4/2024).
Mengutip Reuters, laporan tersebut sayangnya tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang unit yang memproduksi artileri yang dimaksud.
Korea Utara diyakini akan meningkatkan produksi artileri di tengah tuduhan Amerika Serikat dan Korea Selatan bahwa mereka memasok senjata ke Rusia. Kedua negara membantah tuduhan tersebut.
Menurut KCNA, uji tembak itu menunjukkan roket tersebut memenuhi standar yang disyaratkan untuk karakteristik dan akurasi penerbangan.
"Kim mengatakan sistem peluncuran roket ganda 240 mm, yang menggabungkan teknologi baru, akan membawa perubahan strategis dalam memperkuat kemampuan artileri militer kita,” demikian laporan KCNA.
Dalam laporan terpisah, KCNA mengatakan Kim mengunjungi Universitas Militer Kim Il Sung, yang dinamai sesuai nama kakeknya dan pendiri negara, untuk memperingati ulang tahun berdirinya tentara revolusioner, cikal bakal militer negara tersebut.
Baca Juga: Foto Satelit: Kapal Rusia Mampir Pelabuhan China Saat Angkut Senjata dari Korea Utara
Ancam AS
Sementara itu, berdasarkan laporan United Press International (UPI), Korea Utara pada hari Kamis mengecam upaya baru untuk memantau penerapan sanksi terhadap negara tersebut terkait program rudal dan nuklirnya.
Korea Utara bahkan memperingatkan Amerika Serikat mengenai penyesuaian kembali kekuatan sebagai tanggapan dari sanksi yang bakal diterapkan.
“Jika AS menerapkan sanksi versi baru terhadap DPRK, maka DPRK akan mengambil peluang baru yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian kembali kekuatan, yang merupakan hal yang paling ditakuti oleh AS,” kata Kim Un Chol, Wakil Menteri Urusan AS, dalam sebuah pernyataan.
Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) adalah nama resmi Korea Utara.
Pernyataan Kim ini muncul sebagai tanggapan atas kunjungan Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield ke Korea Selatan pekan lalu, yang mengatakan kepada wartawan bahwa Washington sedang bekerja dengan sekutunya mengenai opsi untuk memantau sanksi internasional terhadap Korea Utara atas program rudal dan nuklirnya.
“Setiap kali AS membuat resolusi sanksi baru di arena PBB, hal itu memicu uji coba nuklir DPRK yang lebih kuat dan lebih maju,” kata Kim dalam pernyataan yang disiarkan oleh KCNA.
Baca Juga: Pejabat Korea Utara Kunjungi Iran Picu Kecemasan AS, Mengapa?
Kim menambahkan, rasa sakit yang ditimbulkan AS terhadap rakyat DPRK telah berubah menjadi kemarahan yang besar terhadap AS.
"Kemarahan ini yang melipatgandakan tekad dan kemauan DPRK untuk memperkuat ketahanan militer paling kuat yang tidak dapat ditandingi oleh siapa pun,” tambahnya.
Pyongyang terus melakukan uji coba senjata dan retorika panas yang membuat ketegangan tetap tinggi di Semenanjung Korea. Awal pekan ini, Korea Utara meluncurkan beberapa rudal balistik jarak pendek dalam apa yang disebutnya sebagai latihan serangan balik nuklir.