Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dilaporkan telah memantau langsung uji coba rudal. Kim juga menegaskan siap mengambil sikap militer yang lebih agresif di perbatasan laut yang disengketakan dengan Korea Selatan.
Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, pada hari Kamis (15/2) melaporkan bahwa uji coba tersebut menampilkan rudal yang oleh Kim gambarkan sebagai senjata utama angkatan laut Korea Utara.
Kim turut menuduh Korea Selatan sering melanggar perairan teritorial Korea Utara dengan patroli maritimnya dan larangan terhadap kapal pihak ketiga.
Baca Juga: Kim Jong Un Semakin Kehilangan Kepercayaan Rakyatnya
"Pemimpin (Kim) memerintahkan angkatan laut untuk memperkuat postur pertahanannya di perairan dekat pulau perbatasan Korea Selatan, Baekryeong dan Yeonpyeong," kata Kim, dikutip KCNA.
Baekryeong dan Yeonpyeong merupakan tempat pemboman artileri Korea Utara menewaskan empat orang pada tahun 2010.
KCNA menambahkan, Korea Utara akan menganggap semua pelanggaran wilayah sebagai pelanggaran kedaulatan dan provokasi bersenjata.
Uji coba ini dilakukan sehari setelah militer Korea Selatan mengatakan pihaknya mendeteksi Korea Utara menembakkan beberapa rudal jelajah di perairan pelabuhan timur Wonsan.
Baca Juga: Kim Jong Un: Kami akan Musnahkan Musuh Jika Mereka Menggunakan Kekuatan
Peringatan Kim juga sejalan dengan pidato yang disampaikannya di depan parlemen Pyongyang pada tanggal 15 Januari.
Mengutip AP News, saat itu Kim menegaskan kembali bahwa Korea Utara tidak mengakui Garis Batas Utara yang dibuat oleh Komando PBB pimpinan AS pada akhir Perang Korea yang berlangsung pada tahun 1950 - 1953.
Di hadapan Majelis Rakyat Tertinggi, Kim juga mengatakan bahwa jika Korea Selatan melanggar hanya 0,001 milimeter wilayah darat, udara, dan perairan Korea Utara, hal itu akan dianggap sebagai provokasi perang.
Selain memantau uji coba rudal, Kim pada hari Kamis juga memeriksa pabrik amunisi. Di sana, Kim mengeluarkan instruksi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas senjata yang diproduksi. Beberapa foto yang dirilis oleh KCNA menunjukkan bahwa sepertinya fasilitas tersebut memproduksi artileri.