kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Irlandia voting 'ya' untuk pernikahan sejenis


Minggu, 24 Mei 2015 / 12:39 WIB
Irlandia voting 'ya' untuk pernikahan sejenis
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan lantai di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). .Tribunnews/Jeprima


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

DUBLIN. Irlandia menjadi negara pertama yang menyetujui pernikahan sesama jenis melalui voting pada Sabtu (23/5) kemarin. Gegap gempita yang disuarakan oleh gerakan hak kaum gay pun membahana atas kemenangan tersebut. Dengan demikian, penentangan oleh pihak gereja Katolik Roma atas kebijakan ini pun tak diindahkan.

Persetujuan ini sekaligus menempatkan Irlandia di garda terdepan dalam perubahan sosial.

Dari 43 area perhitungan yang dihitung, ada 34 area yang mendukung pernikahan sejenis. Dengan demikian, perbandingan suaranya hampir dua berbanding satu orang. Semua -kecuali satu distrik- yang dihitung menjawab ya.

selain itu, jumlah pemilih yang berpartisipasi juga besar, yakni lebih dari 60% dari 3,2 juta orang yang berhak untuk memilih. Pejabat pemerintah, pendukung dan bahkan mereka yang telah menentang tindakan itu mengatakan bahwa hasil voting ini merupakan dukungan gemilang dari amandemen konstitusi.

Beberapa waktu lalu, voting ini tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Irlandia melegalkan homoseksual hanya pada tahun 1993. Pasalnya, gereja mendominasi sistem edukasi dan aborsi masih tetap ilegal -kecuali nyawa seorang ibu di ujung tanduk. Namun, pengaruh gereja lama kelamaan berkurang di tengah munculnya skandal dalam beberapa tahun terakhir. Di sisi lain, perilaku generasi muda mulai mengalami pergeseran.

Aktivis hak asasi gay di seluruh dunia mengarakan kemenangan ini menjadi lompatan penting bagi dunia.

"Saya rasa momen ini mengubah Irlandia di mata dunia sebagai negara yang tidak terjebak tradisi namun menjadi negara yang memiliki tradisi inklusif," jelas Ty Cobb, International Director of Human Rights Campaign di Washington.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×