Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Meta Platforms menyebut belanja modal tahun 2024 akan lebih tinggi dari proyeksi awal. Meski begitu, Meta juga menyebut pendapatannya di kuartal II justru akan lebih rendah.
Perkiraan Meta, pendapatannya periode April-Juni berkisar US$ 36,5 miliar-US$ 39 miliar, atau di angka rata-rata US$ 37,8 miliar. Angka itu lebih rendah dari prediksi London Stock Exchange Group (LSEG), US$ 38,3 miliar.
Pada saat yang sama, induk usaha dari Facebook, Instagram dan WhatsApp ini justru menaikkan perkiraan belanja modalnya. Dana itu akan Meta gelontorkan bagi investasi kecerdasan buatan (AI) terbaru dan infrastruktur komputasi. Meta akan menaikkan target total pengeluaran tahun 2024 ini menjadi berkisar US$ 96 miliar-US$ 99 miliar, dari proyeksi awal US$ 94 miliar hingga US$ 99 miliar.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi AS Melambat 1,6% di Kuartal I 2024, Jauh di Bawah Ekspektasi
Fokus ke AI
Untuk belanja modal, Meta akan mengalokasikan US$ 30 miliar-US$ 40 miliar, naik dari perkiraan sebelumnya US$ 35 miliar-US$ 37 miliar.
CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan, fokus Meta saat ini pada AI. "Kami akan meningkatkan cakupan investasi secara signifikan sebelum kami memperoleh banyak pendapatan dari beberapa produk baru ini," terangnya.
Komentar Zuckerberg dan prediksi hasil kinerja kuartalan tersebut nyatanya justru melemahkan ekspektasi analis. "Investor skeptis terhadap peningkatan belanja AI. Beberapa dari investasi tersebut, mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk membuahkan hasil," kata Jasmine Enberg, analis Insider Intelligence, seperti dikutip Reuters, Kamis (25/4).
Meski begitu, Zuckerberg bersikeras, Meta berada dalam perlombaan penguatan AI. Dia optimistis, jika AI Meta bisa menjadi kuda hitam ke depan. Perusahaan ini telah memperbarui produk iklannya dengan AI dan format video pendek untuk meningkatkan pendapatan.
Meta juga telah memperkenalkan fitur AI baru seperti asisten obrolan. Zuckerberg menyatakan siap memonetisasi chatbot AI Meta, semisal dalam pengiriman pesan bisnis dan layanan pelanggan.
"Untuk semua rencana AI Meta yang berani, Meta tidak boleh mengalihkan perhatiannya dari inti bisnis dan sumber iklan intinya," terang Sophie Lund Yates, analis dari Hargreaves Lansdown.
Baca Juga: Wall Street Memerah, Terbebani Saham Meta Platform dan Data Ekonomi AS Terbaru
Lanjut Sophie, divisi Reality Labs, perusahaan yang berorientasi metaverse milik Meta, kinerjanya turun dari ekspektasi awal. Kuartal I 2024, divisi itu mencetak penjualan US$ 440 juta, lebih rendah dari ekspektasi awal US$ 475 juta. Bahkan Reality Labs mencatatkan rugi bersih segede US$ 3,8 miliar.