kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,28   -13,21   -1.43%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Skandal tanah yang melilit Perdana Menteri, istrinya, dan Menteri Keuangan Jepang


Senin, 12 Maret 2018 / 14:28 WIB
Skandal tanah yang melilit Perdana Menteri, istrinya, dan Menteri Keuangan Jepang
ILUSTRASI. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tengah diterpa isu miring. Yakni, terkait penjualan tanah negara dengan harga murah kepada pihak tertentu. Skandal ini juga menyeret nama istri Abe dan Menteri Keuangan Jepang Taro Aso.

Skandal ini sebenarnya sudah mulai terkuak sejak tahun lalu, namun kembali menjadi perbincangan hangat saat sebuah dokumen terkait penjualan tanah tersebut bocor ke publik. Berdasarkan dokumen yang diterima Reuters, referensi kepada Abe, istri dan Aso dihilangkan dari dokumen yang berkaitan dengan skandal tersebut.

Surat kabar Yomiuri menuliskan, Kementerian Keuangan telah mengakui keterlibatannya dalam perubahan 14 halaman, dengan menghapus beberapa nama politisi termasuk beberapa yang memiliki pengalaman kabinet. Sementara itu, menurut Kyodo News, nama istri Abe, Akie, termasuk di antara mereka yang dihapus dari dokumen tersebut.

Pertanyaan besar mengenai penjualan tanah milik negara dengan diskon besar untuk seorang operator sekolah yang memiliki hubungan dengan Akie, telah merongrong Abe selama setahun terakhir. Baik Abe dan istrinya telah membantah melakukan kesalahan apapun.

Dalam sebuah konferensi pers pada Jumat (9/3), Aso mengatakan bahwa beberapa pejabat di divisi kementeriannya yang bertanggung jawab atas penjualan tersebut. Mereka pula yang terlibat dalam melakukan perubahan dokumen. Namin, Aso tidak menjelaskan mengapa dokumen itu diubah.

Aso, yang kini berusia 77 tahun, meminta maaf atas tindakan kementeriannya dan mengatakan bahwa dia tidak berniat untuk mengundurkan diri.

"Sangat disesalkan dan saya mohon maaf untuk ini," kata Aso kepada wartawan, ketika ditanya apakah dia merasa bertanggung jawab sebagai kepala kementerian yang terlibat dalam perubahan tersebut.

Sementara Abe sudah berkali-kali membantah bahwa dia atau istrinya memberikan kemudahan kepada operator sekolah Moritomo Gakuen, yang membeli tanah tersebut. Abe juga menegaskan, dirinya akan mundur jika ada bukti yang memberatkannya.

Adanya kecurigaan atas upaya mengaburkan skandal tanah ini dapat menggerus peringkat Abe dan menghempaskan harapannya untuk masa jabatan ketiga sebagai pemimpin Partai Demokratik Liberal (LDP) yang kini tengah berkuasa. Kemenangan dalam pemungutan suara LDP pada September mendatang bisa menempatkannya pada jalur untuk menjadi perdana menteri dengan periode terlama di Jepang.

Masalah ini juga menyebabkan seruan pihak oposisi untuk Aso, yang juga menjabat sebagai wakil perdana menteri, untuk mengundurkan diri.

"Keterlibatan istri Abe cukup dalam, dan ini telah memasuki tahap di mana tanggung jawab perdana menteri sendiri akan dipertanyakan," jelas pemimpin oposisi Partai Demokrat Yuichiro Tamaki, seperti yang dikutip oleh kantor berita Kyodo.

Seorang pejabat kementerian keuangan mengatakan, 14 item telah diubah dalam dokumen pada Februari - ketika skandal tersebut pecah - atas instruksi dari divisi keuangan kementerian untuk mencocokkan kesaksian di parlemen.

Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga pada Senin (12/3) tidak secara langsung menanggapi sebuah pertanyaan oleh wartawan tentang Akie Abe. Akan tetapi dia mengatakan bahwa menteri keuangan Aso harus menyelidiki fakta-fakta tersebut.

"Yang penting adalah membuat semuanya jelas," katanya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×