kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,91   -17,61   -1.88%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Airbus jual pesawat ke China senilai US$ 23 miliar


Kamis, 06 Juli 2017 / 18:26 WIB
Airbus jual pesawat ke China senilai US$ 23 miliar


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

TOULOUSE. Airbus tengah kebanjiran pesanan pesawat. Kali ini, Airbus meneken kesepakatan penjualan pesawat senilai US$ 23 miliar kepada pemerintah China. Perjanjian bisnis ditandatangani saat Presiden China Xi Jinping berkunjung ke Ibukota Jerman pada 5 Juni 2017.

Produsen pesawat asal Prancis ini menerima pesanan pesawat sebanyak 140 unit yang terdiri dari 100 pesawat jenis A320 dan 40 pesawat jenis A350. Secara detail, jenis pesawat A320 akan menjadi campuran dari versi Airbus NEO terbaru, sedangkan pesawat A350 dengan model Aiburs -900.

Perusahaan pemasok milik pemerintah China bertugas membeli pesawat dari Airbus tersebut. Kemudian, perusahaan tersebut akan mengalokasikan pesawat ke maskapai China. Airbus memperkirakan hingga 50% pesawat jenis A320 akan datang melalui jalur perakitan. "Ini adalah salah satu kesepatan terbesar yang telah kami tunggu dalam waktu yang lama," kata CEO Grup Airbus Tom Enders seperti dilansir Reuters, Rabu (5/7).

Sedangkan dari laporan Bloomberg, Airbus tengah melakukan pembicaraan untuk menjual pesawat superjumbo A380 ke negara Asia termasuk China.

Enders menuturkan, China adalah pasar paling penting di dunia untuk penerbangan. Jika berjalan mulus, Airbus akan menjual pesawat A380 sebanyak lima unit ke China Southern Airlines Co. Airbus melihat potensi penjualan pesawat A380 sebanyak 100 unit ke wilayah tersebut.

Ke depan ada ramalan China akan menyalip Amerika Serikat (AS) sebagai pasar penerbangan terbesar di dunia pada tahun 2024. Airbus memprediksi, negara Asia akan membutuhkan 6.810 pesawat dalam kurun 20 tahun ke depan atau hingga tahun 2035. Potensi penjualan pesawat ke negara Asia akan mencapai US$ 1 triliun.

Ramalan berlandaskan dari hasil riset Badan Perencana AS memperkirakan permintaan perjalanan di China akan tumbuh 6,1% per tahun selama dua dekade kedepan. Adapun, pasar perjalanan China tumbuh hampir 11% di tahun 2016 atau naik tiga kali lipat dari permintaan perjalanan di negeri paman sam.

Latar berlakang yang nyata itu membuat American Airlines Group Inc menyetujui untuk pembelian 2,68% saham di China Southern awal tahun ini dan Delta Air Lines Inc. Serta mengakuisisi saham minoritas di China Eastern Airlines Corp pada tahun 2015.




TERBARU

[X]
×